BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menduduki massa globalisasi, pendidikan tetap menjadi faktor
atau elemen penting dan terpentingkan dalam kehidupan. Dirintis dari usaha
pengabdian dalam dunia pendidikan, tokoh guru atau pendidik sekarang sedang mengalami
proses peningkatan. Baik peningkatan kualitas pendidik bagi dunia pendidikan
maupun peningkatan dunia pendidikan terhadap pendidik.
Dalam peningkatan kualitas pendidik
terhadap pendidkan yang membawa perubahan kesejahteraan pemerintah dalam hal ini
rupanya dapat dikatakan serius. Pendidik atau guru yang dulu kita ketahui dapat
berasal dari orang yang tidak menjalani jurusan pendidikan di tingkat
universitas atau dengan program penyesuaian akta empat, kini sudah tak berlaku
lagi.
Guru atau pendidik tersebut harus
benar-benar merupkan seseorang yang lahhir dari dunia pendidikan. Dan dalam
penyesuaiannya terhadap permintaan global yang standardnya terus menningkat,
pemerintah melakukan program keprofesionalan terhadap guru yang ingin
menyandang “guru professional”. Program ini disebut sebagai PLPG (Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru) yang juga harus terlahir dari jurusan pendidikan di
universitas.
Program pemerintah ini tentu diharapkan
terciptanya Pendidik-pendidik yang professional dibidangnya tanpa menyampingkan
kesejahteraan guru yang terkadang ikut berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
PLPG
PLPG adalah sebuah
media yang diberikan pemerintah kepada para guru untuk meningkatkan kualitas
dan profesionalisme saat membimbing siswa-siswinya. Kegiatan pelatihan bagi guru pada dasarnya
merupakan suatu bagian yang integral dari manajemen dalam bidang ketenagaan di
sekolah dan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan
kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Sehingga mereka
dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas
kinerjanya.
Alan Cowling & Phillips James
(1996:110) memberikan rumusan pelatihan sebagai: “perkembangan
sikap/pengetahuan/keterampilan pola kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh
seorang karyawan (baca : guru) untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan
memadai”.
2. Tujuan PLPG
Tujuan diadakannya PLPG adalah untuk mendapatkan tanda bukti
gelar "Guru Profesional" guna menambah penghasilan guru melalui tunjangan
profesi sebagai peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan hidup guru-guru.
Setelah sertifikasi maka ada tunjangan yang cukup besar dalam triwulan tentu
dengan kerja yang berbeda ke arah penggunaan kompetensi sebagai seorang guru
profesional sehingga tanggung jawabnya terhadap keberhasilan siswa akan menjadi
jauh lebih besar seiring harapan peningkatan pendidikan nasional melalui sistem
sertifikasi guru ini.
Iming-iming peningkatan penghasilan per bulan sudah tentu harus
melewati tahapan-tahapan yang tidak semudah membalikkan telapak tangan, gelar
"Profesional" yang akan didapat setelah PLPG atau Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru akan menuntut diri bagaimana menjadi seorang guru yang
profesional. Selain itu persaingan yang semakin ketat dalam setiap tahunnya
akan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk menyandang
keprofesionalan tersebut.
3. Pola Pelaksanaan PLPG
A.
Pola Blok
PLPG Pola Blok yaitu PLPG yang dilaksanakan selama 10 hari
berturut-turut di tempat gugus yang telah ditentukan oleh panitia. Dalam pola
blok ini peserta akan disediakan penginapan di tempat pelatihan yang
bersangkutan.
B. Pola Non-Blok
PLPG dengan pola
Non-Blok yaitu PLPG dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu sampai mencapai komulatif
10 hari, di tempat (kampus) yang telah ditentukan oleh Panitia. Peserta tidak
disediakan Penginapan.
4.
Persiapan yang dibutuhkan untuk mengikuti PLPG :
Dalam mengikuti program sertifikasi
guru 2012 melalui PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, yang terutama
adalah fisik dan mental dimana saat PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru berlangsung sama saja kerja akstra untuk mengoptimalkan perolehan
kompetensi yang ada dalam diri guru.
Sebagai bayangan
PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru sama halnya dengan Pendidikan
ABRI dan Polisi / POLRI, yang membedakan adalah bidang masing-masing yang
diguluti, bila Pendidikan ABRI dan Polisi / POLRI yang dilatih adalah kekuatan
fisik namun pada PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru yang dilatih
adalah kekuatan diri dan keterampilan sebagai seorang guru tentang bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya yang tentu cara berpikirnya masih
sederhana dan berbeda dengan seorang guru.
Setelah PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru tidak ada lagi keegoisan guru yang mengutamakan sudut pandangnya untuk memaksakan siswa mengikuti cara berpikir guru, ini tidak sesuai dengan teori belajar, padahal apabila guru itu mampu dan terampil memandang dari kacamata siswa sudah tentu belajar dan pembelajaran menjadi lebih mudah, juga akan membuat waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien.
Setelah PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru tidak ada lagi keegoisan guru yang mengutamakan sudut pandangnya untuk memaksakan siswa mengikuti cara berpikir guru, ini tidak sesuai dengan teori belajar, padahal apabila guru itu mampu dan terampil memandang dari kacamata siswa sudah tentu belajar dan pembelajaran menjadi lebih mudah, juga akan membuat waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Sistem PLPG
Dalam PLPG dituntut untuk
membuat RPP PLPG 2012 Sertifikasi
Profesi Guru yang isinya sedikit
berbeda dengan RPP pada umumnya yang saat ini menggunakan RPP berkarakter dimana RPP PLPG
2012 Sertifikasi Profesi Guru dibuat
lebih rinci dalam menentukan indicator. RPP PLPG 2012 Sertifikasi Profesi
Guru dan Tujuan
Pembelajarannya yaitu
adanya kognitif produk, kognitif proses, psikomotor, dan afektif. Untuk Lebih jelasnya coba
perhatikan gambar RPP PLPG 2012 Sertifikasi Profesi Guru berikut:
Sebagai contoh kita akan membuat RPP PLPG 2012 Sertifikasi Profesi Guru dengan
menggunakan SK dan KD diatas maka rumusan indikator
RPP PLPG 2012 Sertifikasi Profesi
Guru adalah seperti berikut:
dan tujuan pembelajaran RPP PLPG 2012 Sertifikasi Profesi Guru dapat dibuat
seperti gambar di bawah ini:
6. Manfaat PLPG
Manfaat penyelenggaraan program pelatihan diantaranya:
a. Bagi
sekolah setidaknya terdapat tujuh manfaat yang dapat dipetik, yaitu: (1)
peningkatan produktivitas kerja sekolah sebagai keseluruhan; (2) terwujudnya
hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan; (3) terjadinya proses
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat; (4) meningkatkan semangat
kerja seluruh tenaga kerja dalam prganisasi dengan komitmen organisasional yang
lebih tinggi; (5) mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipatif; (6) memperlancar jalannya komunikasi yang
efektif; dan (7) penyelesaian konflik secara fungsional.
b.
Sedangkan manfaat pelatihan bagi guru, diantaranya : (1) membantu para guru
membuat keputusan dengan lebih baik; (2) meningkatkan kemampuan para guru
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya; (3) terjadinya internalisasi
dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional; (4) timbulnya dorongan dalam
diri guru untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya; (5) peningkatan
kemampuan guru untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada
gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri; (6) tersedianya
informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam
rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual; (7)
meningkatkan kepuasan kerja; (8) semakin besarnya pengakuan atas kemampuan
seseorang; (9) makin besarnya tekad guru untuk lebih mandiri; dan (10)
mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
Dengan
demikian, suatu organisasi atau sekolah yang mau belajar dapat dikatakan
sebagai suatu organisasi yang memberikan kemudahan kepada anggotanya untuk
melakukan proses belajar dan terus-menerus mengubah dirinya sendiri. Salah satu wujud sekolah sebagai learning organization adalah adanya kemauan belajar dari para guru untuk senantiasa
meningkatkan kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Dengan
demikian, upaya belajar tidak hanya terjadi pada kalangan siswa semata.
7. Langkah-langkah Pelatihan
Langkah-langkah
penelitian menurut para ahli diantaranya:
Alan Cowling & Phillips James (1996:110)
mengemukakan tentang pendekatan yang sistematis dalam pelatihan meliputi empat tahap, yang mencakup :
tahap I: mengenali kebutuhan-kebutuhaan, tahap II: merencanakan untuk memenuhi
kebutuhan–kebutuhan itu, tahap III: Pelaksanaan dan Tahap IV: evaluasi.
Sondang Siagian (1997:185-203) memaparkan
tujuh langkah dalam kegiatan pelatihan, yaitu : (1) Penentuan kebutuhan; (2)
Penentuan sasaran; Penetapan Program; (3) Identifikasi isi program; (4)
Identifikasi prinsip-prinsip belajar; (5) Pelaksanaan program; (6) Identifikasi
manfaat; dan (7) Penilaian pelaksanaan program.
Dari
beberapa pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa beberapa langkah penelitian
diantaranya meliputi:
7.1. Penentuan Kebutuhan
Penentuan
kebutuhan merupakan langkah awal yang amat penting untuk dilakukan . Oleh
karena itu perlu dilakukan analisis kebutuhan secara cermat. Dengan melalui
analisis kebutuhan yang cermat dapat diyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang
benar-benar perlu dilakukan, jadi tidak hanya sekedar proyek yang sifatnya
diada-adakan, tanpa hasil dan tujuan yang jelas. Dalam mengidentifikasi kebutuhan
akan pelatihan, terdapat tiga pihak yang perlu dilibatkan, yaitu :
1. satuan
organisasi (sekolah atau dinas pendidikan) yang mengelola sumber daya manusia
yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara keseluruhan, baik
untuk kepentingan sekarang maupun dalam kerangka mempersiapkan organisasi
menghadapi tantangan masa depan;
2. para kepala
sekolah; karena bagaimanapun mereka merupakan orang-orang yang paling
bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan satuan-satuan kerja yang
dipimpinnya. Dengan demikian, mereka dianggap sebagai orang yang paling
mengetahui jenis kebutuhan pelatihan yang diperlukan.
3. guru yang
bersangkutan; banyak sekolah yang memberikan kesempatan kepada para gurunya
untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan tertentu. Titik
tolak pemberian kesempatan ini ialah bahwa para guru yang sudah matang secara
intelektual memiliki kecenderungan untuk menyadari kelemahan-kelemahan yang
masih terdapat dalam dirinya, sehingga membutuhkan adanya usaha pembelajaran.
Bagaimanapun
kegiatan pelatihan merupakan beban anggaran tersendiri yang harus dipikul oleh
sekolah. Oleh karena itu, jika kegiatan pelatihan dilakukan tanpa adanya
analisis kebutuhan secara cermat, pada akhirnya dikhawatirkan tidak akan
memberikan manfaat apa pun bagi guru atau pun bagi sekolah. Dengan sendirinya,
yang semula pelatihan dimaksudkan untuk kepentingan efektifvitas dan efisiensi,
malah terbalik menjadi kegiatan yang hanya pemborosan saja.
7.2. Penentuan
Sasaran
Berdasarkan
analisis kebutuhan selanjutnya dapat ditetapkan berbagai sasaran yang ingin
dicapai dari suatu kegiatan pelatihan, baik yang bersifat teknikal maupun behavioral. Bagi penyelenggara,
penentuan sasaran ini memiliki arti penting sebagai: (1) tolok ukur kelak untuk
menentukan berhasil tidaknya program pelatihan; (2) bahan dalam usaha
menentukan langkah selanjutnya, seperti menentukan isi program dan metode
pelatihan yang sesuai.
Sedangkan bagi peserta penentuan sasaran bermanfaat
dalam persiapan dan usaha apa yang seyogyanya mereka lakukan agar dapat
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan pelatihan yang
diikutinya.
7.3. Penentuan
Program
Setelah
dilakukan analisis kebutuhan dan ditetapkan sasaran yang ingin dicapai,
selanjutnya dapat ditetapkan program pelatihan. Dalam penentuan program
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan yakni berkenaan dengan jawaban
dari beberapa pertanyaan berikut:
§ Kemampuan
apa yang hendak dicapai?
§ Materi apa
yang perlu disiapkan?
§ Kapan waktu
yang terbaik untuk dilaksanakan pelatihan?
§ Dimana
tempat yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan pelatihan?
§ Berapa biaya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pelatihan?
§ Siapa yang
paling tepat untuk ditunjuk sebagai instruktur?, dan
§ Bagaimana
pelatihan itu sebaiknya dilaksanakan?
Jawaban pertanyaan-pertanyan ini pada intinya merujuk
kepada efektivias dan efisiensi kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan.
7.4. Penerapan
Prinsip-Prinsip Belajar
Agar
pelatihan ini dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan, maka kegiatan
pelatihan berlangsung seyogyanya dapat memperhatikan dan menerapkan sejumlah
prinsip belajar. Dalam hal ini Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan
tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
1. Agar-agar
seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan.
2. Tujuan itu
harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena
dipaksakan oleh orang lain.
3. Orang itu
harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun
untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4. Belajar itu
harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain
tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan. Misalnya
tidak hanya bertambah keterampilan pekerjaannya saja, tetapi juga memperoleh
minat yang lebih besar dalam bidang yang ditekuninya.
6. Belajar
lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Seseorang
belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula
aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8. Seseorang
memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9. Untuk
belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami.
Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10. Disamping
mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar
tujuan-tujuan lain. Misalnya, disamping memperoleh keterampilan dari apa yang
diberikan dalam pelatihan. Juga, seseorang memiliki tujuan lain, seperti
promosi jabatan, kepercayaan dari atasan dan sebagainya.
11. Belajar
lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12. Ulangan dan
latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13. Belajar
hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
7.5. Penilaian
Pelaksanaan Program
Pelaksanaan
suatu program dapat dikatakan berhasil jika dalam diri peserta tersebut terjadi
suatu proses transformasi. Proses transformasi dapat dinyatakan berlangsung
dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal, yaitu :
1. peningkatan
kemampuan dalam melaksanakan tugas
2. perubahan
perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja.
Untuk
mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian, baik yang
berkenaan dengan aspek teknis maupun behavioral. Dengan demikian, bahwa penilaian harus
diselenggarakan secara sistematis, dengan-langkah sebagai berikut:
1. penentuan
kriteria keberhasilan yang ditetapkan sebelum program pelatihan
diselengggarakan
2. penyelenggaraan
pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan para
guru sekarang, guna memperoleh informasi tentang program pelatihan apa yang
tepat diselenggarakan.
3. pelaksanaan
ujian pasca pelatihan untuk melihat apakah memang terjadi transformasi yang
diharapkan atau tidak dan apakah transformasi tersebut tercermin dalam
pelaksanaan pekerjaan masing-masing guru.
4. tindak
lanjut yang berkesinambungan. Salah satu ukuran tolok ukur penting dalam
menilai berhasil tidaknya suatu program pelatihan ialah apabila transformasi
yang diharapkan memang terjadi untuk kurun waktu yang cukup panjang di masa
depan, tidak hanya segera setelah program tersebut selesai diselenggarakan.
BAB
III
KESIMPULAN
PLPG adalah sebuah media yang diberikan
pemerintah kepada para guru untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme
saat membimbing siswa-siswinya serta untuk mendapatkan tanda bukti gelar "Guru Profesional". Dalam mengikuti program PLPG fisik dan mental diperlukan
karena dalam program ini merupakan sebuah usaha atau kerja akstra untuk
mengoptimalkan perolehan kompetensi yang ada dalam diri guru.
Dalam PLPG dituntut
untuk membuat RPP PLPG 2012 Sertifikasi
Profesi Guru dibuat lebih rinci
dalam menentukan indicator. Selama pelatihan ada 5 langkah
yang harus ditempuh, pelaihan tersebut akan membawa manfaat baik untuk sekolah
maupun guru professional yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Alan Cowling & Philip James. 1996. The
Essence of Personnel Management an Industrial Relation (terjemahan) Yogyakarta: ANDI
[Last Date Up Date : 5 Mei
2012] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pelatihan-dalam-rangka-pengembangan-profesi-guru/
[Last
Date / Up Date: 5 Mei 2012] http://kackdir.blogspot.com/2012/03/rpp-plpg-2012-sertifikasi-profesi-guru.html
[Last
Date / Up Date: 5 Mei 2012] http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/03/persiapan-sertifikasi-guru-plpg-2012.html#ixzz1txVCEdAo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar