Uji benedict
Komposisi utama susu sering diartikan
sebagai kandungan lemak, protein, laktosa (disakarida), abu dan padatan total (total
solid). Susu juga mengandung sejumlah kecil komponen lainnya, seperti garam
mineral, pigmen, enzim, vitamin, dan lerukosit (white blood corpuscles).Komposisi
kimia susu (Goff and Hill, 1993).
Goff, H.D. and Hill, A.R. 1993. Chemistry
and Physics. In: Hui, Y.H (Eds). Dairy Science and
Tekhnology hanbook: Principles and
Properties. VCH Publishers INC. p: 1-61.
Susu
sebagian besar terdiri dari air 87 % dan sisanya merupakan zat padat yang
terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, enzim, asam-asam organik dan
sejumlah asam-asam anorganik. Karbohidrat pada susu adalah laktosa, dimana
laktosa ini mengandung aldehid yang disebut aldosa. (Page, 1998).
Susu
merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat, vitamin (terutama vitamin A dan
niasin) serta mineral (kalsiumdan fosfor). Satu satuan penukar mengandung 110
kalori, 7 gram protein, 9 gram karbohidrat dan 7 gramlemak (Poedjiadi, 1994).
Susu
mengandung semua zat makanan atau unsur gizi yaitu (Djuarni, dkk., 1985):
a)Zat
protein
Protein
yang terdapat dalam susu yang terpenting yaitu kasein, albumin dan globulin.
Protein susu ini mengandung asam amino esensial.
Berat jenis air susu
Air
susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu =
1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031.
Penentuan pH
Sifat
kimia susu yaitu keasaman dan pH susu. Susu segar mempunyai sifat ampoter,
artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru,
maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah
warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar
terletak antara 6.5 – 6.7. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7
biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya
kolostrum ataupun pemburukan bakteri (Saleh, 2004).
Uji schordinger
Karbohidrat
pada susu adalah laktosa, dimana laktosa ini mengandung aldehid yang disebut
aldosa. Oleh enzim shardinger, aldosa dioksidasi menjadi asam-asam karboksilat
Reduksi
pada percobaan ini berlangsung secara anaerob dengan cara divakumkan dengan
akseptor hidrogen yang sesuai (metilen biru).
Uji
metilen biru ini dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang
terdapat dalam susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna metilen biru
ke dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan warna tersebut. Semakin
tinggi jumlah bakteri di dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna.
Formaldehid disini berfungsi untuk
memberikan zat yang teroksidasi oleh enzim yang terdapat dalam susu tersebut.
Formaldehid memberikan gugus aldehid yang dapat dioksidasi oleh enzim
schardinger.
Pengujian
daya reduksi dapat dikerjakan dengan larutan metilen blue atau larutan
rezaurin. Biru metil apabila teroksidasi akan berwarna biru. Aktifitas bakteri
menghasilkan senyawa pereduksi yang akan dapat merubah warna biru metil menjadi
putih/jernih. Makin lama hilangnya warna biru makin baik susu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar