Osmosis,
Difusi dan Imbibisi
OSMOSIS
Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi
rendah. Tekanan yang terjadi karena
difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka
makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses
osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan
masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Kimball, J. W. 1983. Biologi.
Erlangga, Jakarta.
Plasmolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan
jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik. Plasmolisis merupakan proses
yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit terkecil kehidupan,
terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan
bahwa sel dinamis dengan lingkungannya (Meyer,1952 ) . Jika
memerlukan materi dari luar maka sel harus mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya
dengan mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk
(Salisbury, 1985 ).
Meyer, B.S and Anderson,
D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York
Salisbury, Frank B. et al. 1995. Plant Physiology 2nd Edition. Mc Graw
Hill Company. New York.
Salisbury, F. B. &
Ross, C. W. 1992. Plant Physiology. Wadswovth Publishing co, California.
Plasmolisis merupakan dampak
dari peristiwa osmosis. Jika sel
tumbuhan diletakkan pada larutan hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan turgor, yang menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan kondisi sel seperti ini disebut layu.
Kehilangan air lebih banyak lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis : tekanan
terus berkurang sampai di suatu titik di mana sitoplasma mengerut dan menjauhi
dinding sel. Sehingga dapat terjadi chytorisis yaitu runtuhnya dinding sel.
Sitoplasma biasanya bersifat
hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan di luar sel bersifat hipotonis
(potensial air rendah), karena itulah air bisa masuk ke dalam sel sehingga
antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan dalam suatu
larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan
berdifusi ke luar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel,
hal ini disebut plasmolisis. Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan
yang hipotonus, maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali
mengembang hal ini disebut deplasmolisis (Tim fisiologi tumbuhan. 2009).
Tim fisiologi tumbuhan. 2009. Penuntun
Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI.
Membran protoplasma dan sifat
permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses plasmolisis.
Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang
terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi
udara, maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna
kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis.
Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus
lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan
sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu
sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
Salisbury, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Bandung:ITB Press.
Nilai potensial osmotik dalam
tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tekanan, suhu, adanya
partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel, larutan
dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik
akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar. Suhu berpengaruh
terhadap potensial osmotik yaitu
semakin tinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin
negatif) dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai
potensial osmotiknya semakin rendah (Meyer
and Anderson, 1952).
Meyer,
B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New
York.
DIFUSI
Difusi adalah gerakan partikel
dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial
kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan
dinamis (Indradewa, 2009). Senada dengan itu, Agrica (2009) menjelaskan bahwa
difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam
pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya.
Apabila partikel suatu zat
dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu
tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada.
Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak
partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah
yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara
menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi
konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya.
IMBIBISI
Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui
pori-pori.Air yang masuk ke dalam biji membuat biji mengalami perubahan, baik
bentuk, warna, tekstur, maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk
mematahkan dormansi dan memicu perkecambahan biji
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat
penyusun dari bahan yang berupa koloid (Suradinata, 1993).Ada banyak hal yang
merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya
penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang
dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering.
Suradinata,
Tatang. 1993. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat menyerap air
(absorpsi) karena benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang hidrofil.
Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada tumbuhan misalnya biji yang kering
(Suradinata, 1993).
Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan faktor luar atau faktor lingkungan (Soedirokoesoemo, 1993).
Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan faktor luar atau faktor lingkungan (Soedirokoesoemo, 1993).
Suradinata,
Tatang. 1993. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedirokoesoemo,
Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imbibisi. Di dalam batas tertentu, makin
rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air
optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% -
8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah
sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya aktifitas
pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam
benih. Selain itu merangsang perkecambahan cendawan patogen di dalam
tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu
rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. (Sutopo, 1995).
Sutopo L.1995.Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta.
Semakin tinggi suatu konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk
menyerap suatu larutan akan semakin besar, sehingga air akan semakin cepat
bergerak kedalam biji dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji
rendah dibandingkan dengan potensial air larutan tersebut sehingga berat biji
menjadi bertambah (Anwar, 2008)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air : (1)
permeabilitas kulit /membran biji, (2) konsentrasi air (3) suhu air, (4)
tekanan hidrostatik, (5) permukaan biji yang kontak dengan air, (6) daya
intermolekuler, (7) spesies dan varietas, (8) tingkat kemasukan, (9) komposisi
kimia, (10) umur (elisa, 2008)
http://elisa.ugm.ac.id/dormansi.2008.
Diakses pada tanggal 28 oktober 201/0.
Glycine max mengandung beberapa bahan aktif yang diduga dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan rasio kolesterol LDL/HDL, antara lain
anthocyanin, isoflavon, niasin (vitamin B3), PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid),
lesitin dan mineral. Glycine max
kandungan asam amino glutamat,memiliki rasa yang lebih gurih. Dalam
lemak \Glycine sp. mengandung
anthocyanin yang berfungsi sebagai antioksidan (Takahashi et al., 2005)
dg Glycine max 0,45 ± 0,02 mg/g. Di dalam protein Glycine sp.
juga terkandung isoflavon (Harborne and Mabry, 1982) Vitamin yang paling banyak didapat
pada Glycine soja dan Glycine max adalah vitamin B. (Brody, 1994; Mintadi
dan Tandra, 1997)..
Brody, T. 1994. Nutritional Biochemistry. Academic
Press. San Diego., New York.,
Boston., London., Sidney., Tokyo., Toronto. 73-84, 24-27.
Harborne,
J.B. Mabry, T.J. and Mabry, H. (eds). 1975, The flavanoids, Chapman and Hall,London.
Takahashi, R. Ohmori, R. Kiyose, C.
Momiyama, Y. Ohsuzu, F. Kondo, K. 2005. Antioxidant
activities of black and yellow soybeans
againts Low Density Lipoprotein
oxidation. J. Agri Food Chem. 53: 4578 – 82.
Biji kacang hijau (Vigna radiata) menyerap lebih
sedikit pelarut dibandingkan dengan biji kedelai hitam (Glisine soja )
dikarenakan kandungan dari tiap biji berbeda, biji kacang hijau (Vigna
radiata) lebih banyak mengandung karbohidrat sedangkan biji kedelai hitam (Glisine
soja ) mengandung protein. Menurut teori, biji yang mengandung lebih banyak
protein, lebih banyak menyerap air dibanding biji yang mengandung lebih banyak
karbohidrat.
Kacang hijau memiliki kandungan karbohidrat. Glycine max kandungan
asam amino glutamat,memiliki rasa yang lebih gurih dibandg glycine soja.
Glycine max protein lebih
banyak. Arachis hipogaea mengandung lemak.
Protein bersifat hidrofilik, artinya protein lebih cepat menyerap air
karena adanya gugus hidroksil yang lebih banyak dibandingkan karbohidrat dan
lemak.
Menurut Salisbury (1995:40), semakin besar konsentrasi larutan NaCl,
semakin kecil potensial airnya (pelarutnya) dan semakin kecil atau sedikit air
yang diserap biji, sehingga penambahan biji pun juga semakin kecil. Kandungan
garam yang tinggi dapat berpengaruh pada penyerapan air yang dilakukan oleh
biji.
Salisbury,
Frank.1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
5 komentar:
thanks....membantu tugas saya,mana perbedaan satu sama lainnya.....
Terimakasih ilmunya:)
Mantap jiwa ,terima kasih
Terimakasih, sangat bermanfaat sekali. Membantu saya mengerjakan tugas kuliah
War biyazah
Posting Komentar