Peran Paleontologi
dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi guru adalah keahlian dan
kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang
ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
bersangkutan. Keberhasilan guru melaksanakan perananya dalam bidang pendidikan
sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang
bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar.
Dalam pembelajaran biologi berbeda
dengan pelajaran yang lain. Oleh karena itu, dalam materi Biologi mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan karakter pelajaran yang lain.
Pemahaman konsep-konsep biologi dapat dianalogikan dengan berbagai macam kegiatan
sederhana yang dapat diamati atau dilakukan siswa. Salah datu kegiatan yang
menarik dalam pembelajaran Biologi adalah praktikum tapi ada beberapa materi
yang tidak dapat dipraktikumkan. Biologi juga suatu ilmu yang mempelajari
tentang klasifikasi dan bisa dibuktikan dengan adanya bukti kongret dari masa
lalu misalnya fosil.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan membahas keprofesionalisme guru Biologi yang
berhubungan dengan paleontology dan peran paleontologinya daam meningkatkan
profesionalisme guru biologi.
B. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
pengertian paleontologi?
2. Bagaimana
ruanglingkup paleontologi?
3. Bagaimana
konsep dasar paleontologi?
4. Bagaimana
ilmu yang berkaitan dengan paleontologi?
5. Bagaimana
pengertian profesionalisme guru?
6. Bagaimana
keterampilan profesionalisme guru?
7. Bagaimana
peran paleontology dalam meningkatkan profesionalisme guru biologi?
C. Tujuan
Dalam
makalah ini mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah yaitu
1. Mengetahui
pengertian paleontologi
2. Mengetahui
ruanglingkup paleontologi
3. Mengetahui
konsep dasar paleontologi
4. Mengetahui
ilmu yang berkaitan dengan paleontologi
5. Mengetahui
pengertian profesionalisme guru
6. Mengetahui
keterampilan profesionalisme guru
7. Mengetahui
peran paleontologi dalam meningkatkan profesionalisme guru biologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paleontologi
Paleontologi
berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang
artinya kehidupan dan logos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum
paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.
Paleontologi
adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya adalah dengan
mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makh untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu
tentang zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu
mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Fosil adalah
sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada
bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang
binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh
mineral. Catatan fosil (fossil record) adalah susunan teratur di
mana fosil mengendap dalam lapisan atau strata, pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu
geologis.Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan,semakin muda usia
fosil tersebut.
B. Ruanglingkup Paleontologi
Secara umum
paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu
1.
Paleobotani
Paleobotani
adalah ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan. Kajian Paleobotani meliputi aspek
fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi dunia tumbuhan.
Tujuan
mempelajari Paleobotani adalah:
a. Rekonstruksi
sejarah dunia tumbuhan.
Hal
ini dapat dilakukan karena fosil tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu
berbeda dengan yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat
diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan kata lain
dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka
bumi, kapan perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut
punah.
b. keperluan
analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.
c. analisa
endapan dari masa karbon
khususnya yang mengandung sisa tumbuhan, yang berpotensi dalam presiksi sifat-
sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam batubara serta dari
tumbuhan apa batubara tersebut berasal.
d. dapat
melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim.
Dengan
cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta
perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara
tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan
iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan
ternperatur rata-rata.
2.
Paleozoologi (hewan vertebrata dan invertebrata)
Tujuan dari mempelajari paleozoology adalah
a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di
bidang hewan dan perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan
melalui rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis
yang berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan
makhluk yang telah memfosil tersebut.
b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke
waktu. Kehidupan pada masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat
memungkinkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga
mempengaruhi kehidupan spesies dan vegetasi tanaman
c. Analisa mengenai aspek–aspek perubahan iklim yang
terjadi. Cara ini bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada
lingkungan, mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup
pada lingkungan tersebut.
d. Analisa kehidupan
biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses evolusinya melalui
masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin
e. Analisa proses
adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi lingkungan,
makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode waktu
geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah.
Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi
hidup dan sumber daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya
tidak dimanfaatkan.
C. Ilmu yang
Berkaitan dengan Paleontologi
Sebagai satu cabang ilmu yang memiliki ruang lingkup
kajian yang sangat luas, paleontologi tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki
kaitan yang sangat erat dengan cabang keilmuan yang lain antara lain adalah :
1. Zoologi dengan
berbagai cabang keilmuannya seperti mammalogi dan primatologi membantu dalam
menganalisis fosil hewan yang ditemukan,sangat berkaitan dengan paleozoologi.
2. Morfologi dibutuhkan
sejak proses preparasi atau perbaikan
fosil yang ditemukan dan rekonstruksi fosil sampai ke tingkat individu.
3. Fisiologi dan
Biokimia, ilmu ini penting untuk analisa nutrisi yang
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup zaman purba (paleonutrisi), proses
dan siklus reproduksi,jarak imunologis serta identifikasi biokimiawi.
4. Arkeologi merupakan ilmu
yang mempelajari kebudayaan ( manusia ) pada masa lampau melalui kajian
sistematis atas data bendawi yang ditemukan. Peninggalan arkeologis ini sering
disebut artefak yaitu alat yang dipakai manusia untuk mengeksploitasi
lingkungan. Ilmu ini sangat berkaitan dengan paleontologi karena bermanfaat
untuk mempelajari kebudayaan dan mengenali alat yang dipakai oleh manusia
purba.
5. Geologi, ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang lapisan pembentuk bumi, proses
pembentukannya yang menjadi acuan penentuan umur relatif suatu fosil atau
artefak peninggalan manusia purba. Penentuan umur relatif berdasar skala waktu
geologis dengan urutan sejarah yang konsisten dan terdiri dari empat zaman
yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum dan Senozoikum.
6. Radiologi, ilmu ini
berguna dalam metode penentuan umur radiometrik yang dipakai untuk menentukan
umur batuan dan fosil dalam skala waktu absolut / sebenarnya. Metode ini
berdasarkan kandungan isotop suatu unsur dalam fosil yang terkumpul saat
organisme masih hidup.
D. Konsep Dasar Paleontologi
Konsep
dasar paleontologi adalah
a. Taksonomi
adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri
fisik tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa
apabila tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi
adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit
baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super
kingdom, merupakan unit yang lebihtinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub
terletak di bawah unit baku, contoh: subfilum, terdapat di bawah unit filum.
b. Konsep Spesies.
Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa
sebagai berikut
1. Bentuk tubuh
Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh turreted
(meninggi) dan menyudut pada kamarnya.
2. Struktur
Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa
(tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).
3. Geografis
Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil
tersebut pertama kali diketemukan. Contoh:Fussulina sumatrensis,
Fussulina yang diketemukan di sumatera.
4.
Personal
Mencantumkan nama penemunya. Contoh:Discoatermartinii,
Martini adalah penemu fosil tersebut
c. Filogeni
Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan
kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya. Hubungan tersebut
ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam
mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat
diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatuorganisme menuju
kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendirimerupakan proses
adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Metode Penyusunan Filogeni
a) Fenetik,Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan
analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan,
Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam
pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang
sama.
b) Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa
proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam
kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda
d. Metode Identifikas
Morfologi yaitu pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif.
Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
Biometri, berupa pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran
tubuh dari suatu organisme
E. Pengertian Profesionalisme Guru
Istilah
profesionalisme berasal dari profession. Menurut Arifin (1995:3) mengatakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau
latihan khusus. Sedangkan menurut Kunandar
(2007:45) bahwa
profesionalisme berasal dari kata
profesi yang artinya suatu
bidang pekerjaan yang
ingin atau akan
ditekuni oleh seseorang. Jadi,
profesi adalah suatu pekerjaan
atau jabatan yang
menuntut keahlian tertentu.
Profesionalisme
berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau
ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1989).
Dari penjelasan di atas, profesionalisme guru
adalah seorang guru yang memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang studi serta telah berpengalaman dalam mengajar
sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan
yang maksimal serta
memiliki keterampilan sesuai dengan kriteria guru profesional, dan
profesinya itu telah menjadi sumber mata pencaharian.
Guru yang
professional adalah guru yang memiliki keterampilan yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Keterampilan disini meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional, baik yang bersifat pribadi,
social, maupun akademis
F.
Keterampilan
Profesionalisme Guru
Dalam buku yang ditulis oleh E. Mulyasa (2008:3)
menyebutkan keterampilan yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat
aspek keterampilan sebagai berikut :
1. Keterampilan
pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal
28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa keterampilan pedagogik adalah kemapuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Keterampilan
pedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang
meliputi yaitu pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan
pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil
belajar, pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Keterampilan
Kepribadian
Kepribadian
adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik.
Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu
gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Keterampilan
kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-niai (value),
kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour)
dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan
yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan dan
pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal
28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
3. Keterampilan
Profesional
Keterampilan
profesional meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik
yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dalam Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang
dimaksud keterampilan profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik
memenuhi standar keterampilan yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.
Menurut
Cooper ada 4 komponen keterampilan profesional, yaitu; mempunyai pengetahuan
tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan dan menguasai
bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri,
sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan mempunyai
keterampilan dalam teknikl mengajar.
Menurut
(Johnson, 1980) keterampilan profesional mencakup yaitu penguasaan materi
pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan
konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu,
penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan
keguruan, dan penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran
siswa.
4. Keterampilan
Sosial
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal
28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan
keterampilan social adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Keterampilan
sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru
tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan
memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain
yang bukan guru.
Ruang
lingkup keterampilan sosial seperti tersebut di atas maka inti dari pada keterampilan
sosial itu adalah kemampuan guru melakukan interaksi sosial melalui komunikasi.
Guru dituntut berkomunikasi dengan sesame guru, siswa, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitar, dll. Jadi guru dituntut mengenal banyak kelompok sosial
seperti kelompok bermain, kelompok kerjasama, alim ulama, pengajian, remaja,
dll. Pengertian interaksi sosial ini amat berguna dalam memperhatikan dan
mempelajari berbagai masalah masyarakat, termasuk masalah pembelajaran.
G. Peran Paleontologi dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru
Biologi
Penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
peran Paleontologi dalam meningkatkan profesionalisem guru Biologi adalah
dengan pengembangan dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan
pembelajaran biologi di sekolah terutama Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
mempunyai karakteristik pembelajaran yang dikembangkan melalui kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Guru dianggap professional apabila mempunyai empat keterampilan meliputi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan professional. Dari keempat keterampilan di atas yang berhubungan
dengan ilmu Paleontologi yaitu keterampilan professional yang meliputi memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki keterampilan yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dari
penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Paleontologi dapat menambah dapat
menambah pengetahuan seorang guru secara luas. Pada Paleontologi juga
mempelajari tentang fosil tumbuhan dan fosil hewan invertebrate dan vertebrata
yang tumbuhan dan hewan termasuk dalam objek Biologi. Selain itu, dengan adanya
penemuan fosil dapat dijadikan taksonomi untuk klasifikasi yang juga dipelajari
dalam Biologi untuk mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan di dunia agar mudah
dikenali, untuk mengetahui kekerabatan antar spesies. Paleontology juga
mempelajari evolusi yang masuk dalam Standar kompetensi SMA.
Oleh karena itu, peran paleontology dalam meningkatkan profesionalisem guru
Biologi sangat penting untuk menambah wawasan dan ilmu yang berhubungan dengan
Biologi.
BAB III
Penutup
Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup
purba yang biasanya adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi
adalah mempelajari fosil makh
untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba. Secara
sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak
kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua
yaitu Paleobotani (tumbuhan) dan Paleozoologi (hewan). Paleobotani adalah
ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan. Paleozoologi adalah ilmu yang mempelajari fosil
hewan vertebrata dan invertebrate.
Sebagai satu cabang ilmu yang memiliki ruang lingkup
kajian yang sangat luas, paleontologi tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki
kaitan yang sangat erat dengan cabang keilmuan yang lain antara lain adalah
Zoologi,
Morfologi, Fisiologi dan Biokimia, Arkeologi, Geologi, Radiologi.
Profesionalisme
guru adalah seorang guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi serta telah berpengalaman
dalam mengajar sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan yang
maksimal serta memiliki
keterampilan sesuai dengan
kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata
pencaharian.
Guru yang professional adalah guru
yang memiliki keterampilan yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan
dan pengajaran. Keterampilan disini meliputi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan professional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis.
Keterampilan pedagogik ialah
kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang meliputi yaitu
pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar,
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Keterampilan kepribadian guru
mencakup sikap (attitude), nilai-niai (value), kepribadian (personality)
sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya dengan performance
yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang
pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan
mengajar.
Keterampilan profesional mencakup
yaitu penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang
diajarkannya itu, penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan, dan penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan
pembelajaran siswa.
Keterampilan sosial dalam kegiatan
belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan
masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga
peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki
karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang
bukan guru.
Guru dianggap professional
apabila mempunyai empat keterampilan meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional.
Dari keempat keterampilan di atas yang berhubungan dengan ilmu Paleontologi
yaitu keterampilan professional yang meliputi memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki keterampilan yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dari
penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Paleontologi dapat menambah dapat
menambah pengetahuan seorang guru secara luas. Pada Paleontologi juga
mempelajari tentang fosil tumbuhan dan fosil hewan invertebrate dan vertebrata
yang tumbuhan dan hewan termasuk dalam objek Biologi. Selain itu, dengan adanya
penemuan fosil dapat dijadikan taksonomi untuk klasifikasi yang juga dipelajari
dalam Biologi untuk mengklasifikasikan tumbuhan dan hewan di dunia agar mudah
dikenali, untuk mengetahui kekerabatan antar spesies. Paleontology juga
mempelajari evolusi yang masuk dalam Standar kompetensi SMA.
Oleh karena itu, peran paleontology dalam meningkatkan profesionalisem guru
Biologi sangat penting untuk menambah wawasan dan ilmu yang berhubungan dengan
Biologi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara
Christiyoda. 2010. Diakses hari Rabu
pada tanggal 12 Desember 2012 pada http://christiyoda.blogspot.com/2010/10/paleontologi.html
E, Mulyasa. 2008. Standar Keterampilan
dan Sertifikasi Guru.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Kunandar, Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007
Nicholas.
2010. Diakses pada pada tanggal 12 Desember 2012 pada http://yoen-niechollehah.blogspot.com/2010/11/peran-paleontologi-dalam-perkembangan.html
Sukmanotes.2010. Diakses pada hari Rabu, tanggal 12 Desember
2012 pada http://sukmanotes.blog.uns.ac.id/2010/10/20/paleontologi/
UU RI Nomor 20
Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: CV
Mini Jaya Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar