Uji Karbohidrat
Karbohidrat atau arang adalah zat
gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya
menghasilkan 4 kalori, walaupun lemak menghasilkan enersi lebih besar, namun
karbohidrat lebih banyak di konsumsi. Karbohidrat banyak di temukan pada
serelia (beras, gandum, jagung, kentang, dan sebagainya) ( Library USU , 2007
).
Library,USU.
2007.www.library.USU.id. 6/11/2007.
Karbohidrat tersususun dari 3 jenis
unsur, yakni karbon, hidrogen, dan oksigen. Rumus umum karbohidrat adalah (
CH2O )n contoh senyawa karbohidrat adalah gula, pati dan selulosa satuan unit
terkecil penyusun karbohidrat adalah monosakarida, atau disebut dengan gula
sederhana yang hanya mengandung 3 sampai 7 atom hidrogen ( Lakitan, 1994 ).
Lakitan, B., 1994. Dasar
– Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Berbagai
senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda
ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90
hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai
senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009)
Poedjiadi, Anna dan
Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
1. Monosakarida.
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Beberapa contoh
monosakarida ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Oligosakarida.
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas
beberapa molekul monosakarida. Beberapa contoh oligosakarida (disakarida) yaitu
sukrosa, laktosa, dan maltosa.
3. Polisakarida.
Pada umumnya, polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak
molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida
saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya, polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan
tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga
lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa.
Uji dalam karbohidrat adalah
Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan
maltosa. Uji benedict
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid
atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks
seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3.
uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta
adanya endapan.
Glukosa memiliki sifat dapat mereduksi
ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedict sehingga menjadi Cu2O
yang berbentuk endapan. Semakin menigkatnya konsentrasi glukosa pada uji
Benedict ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini menandakan bahwa makin
reduktif gula tersebut mereduksi larutan Benedict.
Uji Asam Musat
Oksidasi
terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat
larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
Uji Molish
Karbohidrat
secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji. Karbohidrat
memberikan reaksi positif dengan uji molish. Prinsip reaksi ini adalah
dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan
senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan
senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan α -naftol dalam
pereaksi molish.
Pada percobaan Reagen molish diperoleh pengamatan bahwa
ketiga sakarida membentuk cincin ungu. Hal ini dikarenakan kondensasi
karbohidrat oleh reagen molish, dan karena adanya reaksi dihidro dengan H2SO4
atau asam sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur Yazib ( 2006 ) yang
menyatakan bahwa semua jenis karbohidrat baik monosakarida, polisakarida akan
berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan α naftol.
Warna ungu akan tampak pada bidang atas antara kedua cairan yang menandakan
adanya karbohidrat suatu bahan.
Yazid,E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat
yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa. Pada pereaksi seliwanoff,
terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil
furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan
menghasikan warna merah pada larutannya. Pada hasil percobaan tampak bahwa dalam tabung 1 yang berisi
glukosa, warna larutan tidak berubah. Hal ini terjadi karena glukosa tidak memiliki gugus keton sehingga
tidak memberikan reaksi terhadap pereaksi Seliwanoff, sedangkan pada tabung
2 yang berisi fruktosa, warna larutan
berubah menjadi merah. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka menurut Harper et al (1979) yang menyatakan bahwa fruktosa
berwarna merah ceri dengan reagen Seliwanoff resorsinol-HCl.
Sukrosa terhidrolisis oleh HCl menjadi
fruktosa dan glukosa. Karena fruktosa memiliki gugus keton maka ketika bereaksi
dengan resorsinol akan memberikan warna kuning. Sebenarnya warna yang
diharapkan adalah merah-ceri, namun karena konsentrasi yang digunakan kecil,
maka warna yang terjadi adalah kuning. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka
menurut Harper et al (1979) yang menyatakan bahwa fruktosa dapat bereaksi
dengan reagen Seliwanoff dan memberikan kompleks warna merah ceri. Maltosa
dihidrolisis oleh HCl menjadi glukosa dan glukosa. Glukosa tidak memiliki gugus
keton, sehingga tidak bereaksi dengan resorsinol.
Uji
Fehling
Gukosa, fruktosa dan sukrosa Seharusnya
bila di beri dengan R fehling menghasilkan warna merah bata. Hal ini sesuai
dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa dengan larutan glukosa pereaksi
menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Poedjiadi,A. 1994. Dasar
– Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Uji Iodine
Pada uji
iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks
biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
Uji iod
Setelah tabung diuji yod, warna yang
muncul berturut-turut adalah biru pekat (hitam),
coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna serupa dengan
warna yod. Warna-warna tersebut merupakan indikasi
bahwa terjadi proses hidrdolisis sempurna amilum menjadi glukosa. Hal
ini ditunjukkan dengan uji yod negatif, karena glukosa jika diuji dengan
pereaksi Yod akan memberikan hasil negatif.
Sedangkan setelah diuji dengan Benedict,
warna larutan menjadi kuning keruh dan terdapat endapan merah bata yang
menandakan bahwa glukosa memilii gugus reduksi yang dapat mereduksi ion Cu2+
menjadi Cu+ dan akan mengendap sebagai Cu2O. Hal ini sesuai dengan tinjauan
pustaka menurut McGilvery&Goldstein (1996).
Kesimpulan
Glukosa dan
galaktosa memiliki gugus aldhida yang mengakibatkan kedua monosakarida tersebut
dapat mereduksi larutan Benedict, yang ditandai dengan adanya endapan merah
bata. Hai ini tidak dijumpai pada fruktosa yang memiliki gugus keton. Daya
meredusksi terhadap Benedict ternyata mempunyai pengaruh dengan konsentrasi
sakarida yang digunakan.
Karbohidrat dapat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Uji Molish digunakan untuk membuktikan sifat ini. Monosakarida memiliki sifat fisik yang khas, yaitu melalui pembentukan osazon yang jika dilihat melalui mikroskop akan menunjukkan bentuk-bentuk kristal.
Karbohidrat kompleks mengalami hidrolisis menjadi oligosakarida, disakarida dan kemudian monosakarida. Hal ini dapat diuji dengan menggunakan uji Yod dan uji Benedict.
Karbohidrat dapat mengalami dehidrasi menjadi furfural. Uji Molish digunakan untuk membuktikan sifat ini. Monosakarida memiliki sifat fisik yang khas, yaitu melalui pembentukan osazon yang jika dilihat melalui mikroskop akan menunjukkan bentuk-bentuk kristal.
Karbohidrat kompleks mengalami hidrolisis menjadi oligosakarida, disakarida dan kemudian monosakarida. Hal ini dapat diuji dengan menggunakan uji Yod dan uji Benedict.
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B., 1994. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Library,USU. 2007.www.library.USU.id. 6/11/2007.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M.
Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Poedjiadi,A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Yazid,E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar