Uji Lipid
Uji kelarutan dan
emulsi.
Uji kelarutan dan emulsi bertujuan untuk
mengetahui tingkat kelarutan lipid. Prinsip kerjanya yaitu menyiapkan enam
tabung reaksi dengan ditambahkan larutan uji kemudian ditetesi dengan minyak
kelapa kemudian gojog. Lakukan seperti yang di atas tapi dengan menambahkan
dengan minyak tumbuhan.
Emulsi adalah campuran yang tidak dapat dipisahkan antara
pendisperi dan zat yang terdispersi, fase pendispersi cair dan terdispersi cair
pula untuk menstabilkan emulsi biasanya disunakan emulgator. Senyawa yang polar
larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa yang non polar larut dalam pelarut
non polar(like dislike). Kelarutan dan emulsi pada lipid adalah
1. Lipida larut pada ester dan kloroform. Sedangkan, pada
akuadestilata, Na2CO3 1 % dan alkohol 96 % tidak larut. Pada
Na2CO3 1% dan alkohol terbentuk emulsi.
2. Lipida tidak larut pada akuades, Na2CO3
1%, larutan sabun, larutan protein, larutan empedu dan terbentuk emulsi pada larutan
sabun dan larutan empedu[1].
Pada percobaan diperoleh hasil adalah
a. Aquades
Pada
percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kelapa dan minyak tumbuhan
diperolah larutan terbentuk menjadi dua lapisan. Hal ini menunjukan minyak
tidak larut dalam air.
b.
Alcohol
Pada
percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kelapa dan minyak tumbuhan
diperolah larutan terbentuk menjadi dua lapisan yaitu lapisan atas alcohol yang
agak keruh dan bagian bawah berupa minyak dan terbentuk gelembung cairan
kecil-kecil. Hal ini menunjukan minyak tidak larut dalam alcohol karena alcohol
bersifat polar dan lipid bersifat nonpolar. Selain itu tampak adanya emulsi
yang tampak secara makroskopis tampak homogen.
c. Larutan empedu encer
Pada
percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kelapa dan minyak tumbuhan
diperolah minyak larut tidak larut dalam air dengan adanya larutan keruh. Seharusnya
terbentuk emulsi yang ditandai dengan larutan yang tampak homogen.
d. Na2CO3 1 %
Pada percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kelapa
dan minyak tumbuhan diperolah minyak tidak larut dalam Na2CO3
1 %. Seharusnya disamping lipid tidak larut dan terbentuk emulsi.
e. Eter
Pada percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kelapa
dan minyak tumbuhan diperolah larutan yang dapat bercampur sempurna artinya
minyak dapat larut dalam eter karena kedua larutan ini dapat berikatan dengan
gaya vanderwalls dan kedua lrutan sama-sam bersifat polar.
f. Klorofrom
Pada
percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak tumbuhan diperoleh hasil bening
sedangkan pada dan minyak hewan diperolah larutan keruh. Pada percobaan minyak
hewan sesuai dengan teori sedangkan pada minyak hewan tidak sesuai dengan teori
seharusnya minyak dapat larut dalam klorofrom.
Uji pembentukan
akrolenin
Uji akrolein bertujuan
untuk menunjukan adanya akrolenin dan adanya gliserol. Prinsip kerja uji ini
adalah larutan uji ditambah dengan sesendok spatula kristak KHSO4
kemudian dipanaskan.
Pada percobaan
diperoleh bahwa gliserol lebih menyengat dibanding dengan minyak kelapa. Hal
ini karena gliserol lebih cepat tengik daripada minyak kelapa karena minyak
kelapa bila dihidrolisis akan diubah dulu menjadi gliserol dan asam lemak
bebas, lalu gliserol menjadi akrolein yang menyebabkan timbulnya bau, sedangkan
pada gliserol jika terdehidrasi akan langsung diubah menjadi akrolein sehingga
bau tengik lebih cepat timbul. Dan peraksi KHSO4 merupakan pereaksi yang
bersifat hidroskopis yang mempercepat terjadinya aldehid[2].
Uji bau
Uji bau bertujuan untuk mengetahui jenis ikatan
rangkap dan jumlah ikatan rangkap pada suatu larutan dan membandingkan
tingkatan bau pada suatu larutan. Prinsip kerjanya adalah memasukan larutan uji
ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan lalu perhatikan uap dan bau yang
terbentuk.
Pada percobaan diperoleh hasil bahwa bau gliserol >
minyak kelapa> minyak hewan. Hal ini tidak sesuai dengan teori seharusnya bau
gliserol > minyak hewan> minyak kelapa karena jika larutan uji dipanaskan
maka larutan tersebut akan menguap menjadi partikel yang lebih halus dan berenergi
tinggi. Di udara, partikel ini teroksidasi dan bagian yang teroksidasi adalah
ikatan rangkapnya, semakin timbul bau yang menyengat maka semakin banyak ikatan
rangkap yang teroksidasi
Uji salkowski
Uji salkowski digunakan untuk menguji adanya fluouresensi
dari reaksi kolesterol. Prinsip kerjanya adalah mencampurkan larutan klorofrom
dan asam sulfat kemudian menambahkan dengan asam sulfat pekat dan campurkan
larutan dengan digojok.
Pada percobaan diperoleh hasil terbentuk dua lapisan
yaitu larutan bagian atas berupa klorofrom yang berwarna orange pekat sedangkan
pada lapisan bawah berupa asam sulfat berwarna orange jernih. Hal ini tidak
sesuai dengan teori seharusnya terbentuk cincin coklat yang menunjukkan
terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat[3]. Dengan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan bawah
berwarna coklat muda ang menunjukan adanya ikatan kolesterol yang kehilangan
gugus karboksilnya sedang lapisan atas berwarna kuning yang menunjukan adanya
karbosulfida.
Uji Kristal Kolesterol
Uji kristal kolesterol bertujuan untuk untuk mengetahui
dan mengamati Kristal kolesterol. Prinsip kerja uji kristal kolesterol adalah memasukan
larutan kolesterol ke dalam tabung reaksi kemudian memanaskan sampai mendidih,
lalu dinginkan, kemudian saring lalu ambil endapan kemudian amati dengan
mikroskop.
Pada uji kristal kolesterol terbentuk kristal
kolesterol karena kolesterol adalah suatu eter yang mampu membentuk ikatan
hidrogen karena kolesterol merupakan senyawa polialkanol yang mempunyai perbedaan
elektronegativitas yang bebas dengan H dan O. Jika kolesterol direaksikan
dengan alkohol maka akan terbentuk kristal kolesterol. Jika terdapat kolesterol
dalam konsentrasi yang tinggi maka kolesterol akan mengkristal dalam bentuk
kristal tak berwarna. Kristal yang dihasilkan tidak berbau, memiliki titik
lebur 150o - 181oC dan berwarna bening.
Berikut
ini adalah gambar dari kristal kolesterol yang diperoleh dari percobaan:
Kristal yang terbentuk,
berbentuk persegi panjang dengan salah satu ujungnya membentuk sudut seperti
anak tangga. Hal ini sesuai dengan teori.
Uji greese spot
Uji greese spot ini untuk membuktikan adanya
kandungan lipid pada suatu bahan atau larutan dan untuk mengetahui tingkat
kejenuhannya. Prinsip percobaan ini adalah larutan uji ditambah eter kemudian
digojok lalu ambil setetes larutan tadi kamudian teteskan dalam kertas buram.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa lemak hewan
lebih transparan atau bening dibandingkan dengan minyak kelapa yang lebih keruh
atau kurang transparan. Hal ini sesuai dengan teori, karena minyak kelapa
memiliki fluiditas yang rendah sehingga tingkat kejenuhan rendah.
Uji penetapan angka asam
Uji penetapan angka asam bertujuan untuk
menghitung nilai angka asam. Prinsip kerja Uji penetapan angka asam adalah
larutan uji ditambah alcohol kemudian dipanaskan dalam waterbath, lalu ditetesi
dengan KOH sampai warna merah jambu.
Pada percobaan diperoleh KOH
sebanyak 2 tetes untuk minyak kelapa, sedangkan KOH yang dibutuhkan untuk
minyak hewan adalah 4 tetes. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka asam
sebagai berikut:
Angka asam minyak kelapa, volume KOH yang dibutuhkan
2 tetes. Jadi angka asam minyak kelapa =
8, 0128205 mg/gr
Angka
asam minyak hewan, volume KOH yang dibutuhkan 4 tetes. Jadi angka asam minyak hewan
= 16.025 mg/g.
Dalam percobaan, semakin besar
molekul lemak semakin kecil angka asamnya. Hasil percobaan tersebut tidak
sesuai dengan teori, karena seharusnya minyak hewan memiliki kadar keasaman
lebih rendah daripada minyak tumbuhan karena minyak hewan lebih jenuh dan
strukturnya lebih pekat.
Pada
percobaan terdapat beberapa yang tidak sesuai dengan teori, hal ini terjadi
karena
a. Kesalahan
dalam membersihkan alat sehingga kemungkinan larutan untuk tercampur dengan
bahan yang lain.
b. Kurang
teliti praktikan dalam mengamati.
KESIMPULAN
Uji kelarutan dan emulsi
Bertujuan
untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid
No
|
Larutan
uji
|
Perlakuan
|
Reaksi
pada Percobaan
|
Reaksi
pada Teori
|
||
Positif
|
Negatif
|
Positif
|
Negatif
|
|||
1
|
Aquades
|
Ditetesi
minyak kelapa
|
|
-
|
|
-
|
2
|
Alcohol
|
|
-
|
|
-
(emulsi)
|
|
3
|
Klorofrom
|
+
|
|
+
|
|
|
4
|
Eter
|
+
|
|
+
|
|
|
5
|
Na2CO3
1%
|
|
-
|
|
- (emulsi)
|
|
6
|
Empedu encer
|
+
|
|
|
-(emulsi)
|
|
7
|
Aquades
|
Ditetesi minyak hewan
|
|
-
|
|
-
|
8
|
Alcohol
|
|
-
|
|
-
(emulsi)
|
|
9
|
Klorofrom
|
|
-
|
+
|
|
|
10
|
Eter
|
+
|
|
+
|
|
|
11
|
Na2CO3
1%
|
|
-
|
|
- (emulsi)
|
|
12
|
Empedu encer
|
|
-
|
|
-(emulsi)
|
Uji pembentukan akrolenin
Bertujuan
untuk menunjukan adanya akrolenin dan adanya gliserol.
Percobaan:
Bau menyengat gliserol > minyak kelapa.
Uji bau.
Bertujuan
untuk mengetahui jenis ikatan rangkap dan jumlah ikatan rangkap pada suatu
larutan dan membandingkan tingkatan bau pada suatu larutan.
Percobaan
: bau mengenyat gliserol > lemak hewan > minyak kelapa.
Teori
: bau mengenyat gliserol > minyak kelapa > lemak hewan.
Semakin
timbul bau yang menyengat maka semakin banyak ikatan rangkap yang teroksidasi.
Uji salkowski
bertujuan
untuk menguji adanya fluouresensi dari reaksi kolesterol.
Percobaan
: terbentuk dua lapisan yaitu
a. larutan
bagian atas berupa klorofrom yang berwarna orange pekat
b. pada
lapisan bawah berupa asam sulfat berwarna orange jernih.
Teori
: terbentuk cincin coklat dengan terbentuk 2 lapisan yaitu
a. lapisan
atas berwarna kuning yang menunjukan adanya karbosulfida.
b. lapisan
bawah berwarna coklat muda ang menunjukan adanya ikatan kolesterol yang
kehilangan gugus karboksilnya.
Uji Kristal Kolesterol
Uji
kristal kolesterol bertujuan untuk mengetahui dan mengamati Kristal kolesterol.
Berikut
ini adalah gambar dari kristal kolesterol yang diperoleh dari percobaan:
Uji greese spot
Bertujuan
untuk membuktikan adanya kandungan lipid pada suatu bahan atau larutan dan
untuk mengetahui tingkat kejenuhannya.
Percobaan
: lemak hewan lebih transparan atau bening dibandingkan dengan minyak kelapa
yang lebih keruh atau kurang transparan.
Uji penetapan angka asam
Bertujuan
untuk menghitung nilai angka asam.
Teori
: tingkat keasaman minyak hewan lebih
kecil daripada minyak kelapa.
Percobaan
: tingkat keasaman minyak hewan lebih
besar daripada minyak kelapa.
Volume
KOH yang dibutuhkan 2 tetes. Jadi angka asam minyak kelapa = 8, 0128 mg/gr.
Volume
KOH yang dibutuhkan 4 tetes. Jadi angka asam minyak hewan = 16.025 mg/g.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Jalip, I.S. 2008. Penuntun
Praktikum Kimia Organik.
Laboratorium Kimia Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.
Tugas
Pamer Praktikum Biokimia
Uji
Lipid
Disusun
oleh;
Dhian Utami K4310016
Diana Fatihatul U K4310020
Hakim Surya K43100
Monna Rahmawati K4310057
Sari Domar K43100
Tyas Nyonita K4310085
Intan Nurlitasari K4310043
Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2012