Gerak Reflek
Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan
impuls (potensial aksi). Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi
juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps. Penjalaran impuls
melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi
kimiawi (dengan bantuan neurotransmitter) (Isnaeni, 2006: h. 82).
Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara
otomatis tanpa disadari. Terdapat dua macam refleks:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa
dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
2.Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang
dihasilakan dengan belajar.
Reseptor merupakan impuls yang merupakan perubahan fisik
atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor
menghasilkan potensial aksi yang akan diteruskan oleh saraf eferen ke pusat
pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak lebih tinggi memproses semua
informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otot atau
kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. (Soewolo.1997:241-262)
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada
membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan
fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas
membran yang menyebabkan terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat
kurang permiabel terhadap K+.
Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang
tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang
belakang.(Idel,antoni.2000:210-215).
Refleks sederhana atau refleks dasar, yang menyatu tanpa
dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
Apabila katak diberikan rangsangan berupa cubitan maka katak
akan melakukan gerak refles yang berlawanan dengan arah rangsangan
(HETEROLATERAL). Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang.
Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak
disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Refleks
Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps. Contoh: refleks menarik
tangan ketika terkena api.
katak normal
Pada
katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat merespon
dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan
respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada
antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut
dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera
bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk dapat terbatas pada
tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron
oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu
melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik
otot maupun kelenjar. (Junqueira,carlos.1995:157)
Hal
ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih
mampu memberikan respon.
Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak
refleks merupakan sebuah mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup, salah satunya
katak sebagai bentuk pertahanan diri dari berbagai rangsangan yang diberikan.
Pada pengamatan ini menggunakan katak (Ranacancarivora) sebagai sampel
dalam mengamati berbagai gerak reflex. Pada pengamatan pertama, beberapa
rangsangan yang diberikan pada katak normal menghasilkan gerak refleks yang
dikendalikan oleh otak dan sum-sum tulang belakang.
Hal ini menunjukkan bahwa katak normal memiliki
sistem saraf (otak dan sum-sum tulang belakang) yang baik dimana saraf-saraf
tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari
resptor ke efektor secara cepat.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa
pada katak normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal
pula. Namun terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak yang telah
didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan
respon.
Pada pengamatan kedua, beberapa rangsangan yang
diberikan pada katak coba (Single Pithing) menghasilkan gerak refleks dengan
tanggapan yang lambat oleh efektornya. Dari beberapa perlakuan dtersebut
katak menanggapi beberapa gerak refleks yang diberikan dengan lambat Kurangnya
aksi refleks ini dikarenakan sistem saraf pusat yakni otak telah mengalami
kerusakan pada saat melakukan single pithing. Kerusakan sistem saraf pusat
menyebabkan reaksi efektor terhadap beberapa impuls rangsangan berjalan lambat.
Pada pengamatan ketiga, beberapa rangsangan yang
diberikan pada katak coba (Double Pithing) menghasilkan gerak refleks dengan
tanggapan yang sangat lambat oleh efektornya dan beberapa respon yang diberikan
tidak ditanggapi. Lemahnya respon refeks ini dikarenakan sistem saraf pada otak
dan sum-sum tulang belakangnya (medulla spinalis) tidak mampu merespon dan
memberi menghantarkan perintah terhadap impuls saraf ke efektor.
Otak dan sum-sum tulang belakang memiliki fungsi
yang sangat penting dalam proses terjadinya gerak refleks sebagai respon
terhadap suatu rangsangan. Refleks yang dikontrol oleh saraf spinal pada katak
antara lain; reaksi ketika dicubit, perubahan mata, reaksi ketika kaki
dipanaskan, sedangkan refleks yang dikendalikan oleh saraf kranial katak antara
lain; frekuensi pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan otot, cara berenang, dan
gerak tungkai depan dan belakang.
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sistem
saraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang merupakan pusat
kordinasi dari beberapa gerak tubuh termasuk gerak refleks. Gerak refleks
sangat berpengaruh terhadap stimulus yang disampaikan oleh sistem saraf pusat dari
reseptor kepada efektor. Sebagai contoh refleks yang dikontrol olehotak atau
saraf kranial katak meliputi frekuensi pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan
otot, cara berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang. sedangkan refleks
yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal pada katak
meliputi reaksi ketika dicubit, perubahan mata, reaksi ketika kaki dipanaskan,
Idel,Antoni.2000.Biologi
Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi
Hewan.Kanisius:Yogyakarta
Junqueira,carlos.L.Histologi
Dasar. ECG:Jakarta
Soewolo,dkk.1994.Fisiologi
Hewan. UT : Jakarta
Wulangi. S
kartolo. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar