Hambatan
Transportasi Air Dalam Tanaman
§ Terputusnya jalur utama transportasi
air (Xilem)
Apabila Xylem, sebagai tokoh utama dalam
pengangkutan air dari tanah ke dalam tumbuhan sampai terputus karena suatu factor,
misalnya ketika batang di potong, maka transportasi air akan terhambat, dan air tidak akan sampai ke
tempat tujuan.
§ Terjadinya Kavitasi
Kavitasi adalah kejadian putusnya
untaian molekul air dalam pipa, tabung atau pembuluh. Dalam teori Kohesi, antara molekul air terdapat gaya
tarik menarik yang disebut sebagai gaya
kohesi. Air di dalam pembuluh xylem sering berada dalam keadaan tertarik
(tension). Tenaga tarikan ini disebabkan oleh proses transpirasi yang
berlangsung, serapan air secara osmotic oleh sel-sel hidup disekitar pembuluh
xylem, dan tenaga hidrasi dari dinding sel. Tenaga tarikan terhadap untaian
molekul air ini sebenarnya tidak melebihi -3,0 MPa (mega pascal) (Benyamin L,
2004).
Berdasarkan hasil penelitian Lyman
Briggs (1950) menyatakan bahwa untuk pipa kapiler berdiameter 0,05 mm, tenaga
tarikan sebesar -2,0 MPa belum mampu memutuskan untaian molekul air didalam
pipa. Untuk pembuluh xylem yang berdiameter 0,08 mm dibutuhkan tenaga tarikan
yang jauh lebih tinggi sebelum kavitasi dapat terjadi.
§ Alelopati
Alelopati adalah interaksi biokimia antara
mikroorganisme atau tanaman baik yang bersifat positif maupun negative (Mollisch,
1937). Alelopati disebut pula sebagai suatu kandungan kimia yang bersifat aktif
maupun pasif yang dibebaskan ke lingkungannya sehingga mempengaruhi organisme
lainnya. Senyawa alelopati banyak terkandung pada jaringan tanaman, seperti
akar, ubi, rhizome, batang, daun, bunga, buah dan biji yang dikeluarkan tanaman
melalui cara penguapan, eksudasi akar,
hasil lindihan, dan pelapukkan sisa-sisa tanaman (Moenandir, 1988) yang mampu
mengganggu pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Senyawa yang diidentifikasi
sebagai alelopati diantaranya adalah
flavanoid, tanin, asam ferulat, asam fenolat, kumarin, terpenoid, steroid,
sianohidrin, quinon, asam sinamik, dan derivatnya (Risvi. 1992)
Alelopati dapat menyebabkan penurunan permeabilitas membrane
sel, menghambat pembelahan, pemanjangan dan pembesaran sel, menurunkan
kemampuan penyerapan air dan unsur hara terlarut (Sastroutomo, 1991). Penurunan
permeabilitas sel akibat alelopati menjadikan sel tidak elastis sehingga
menghambat lalu lintas air dan hara terlarut melewati membrane sel. Hambatan
tersebut terjadi pada saat proses penyerapan unsur hara yaitu masuknya air dan
hara terlarut ke sel akar maupun transportasi unsur hara dan hasil fotosintesis
diantara sel-sel jaringan pengangkut dalam tanaman.
§ Terjadinya penebalan pita kaspari
Konsep aliran air terjadi secara Apoplas (bagian
tumbuhan yang mati, mulai dari dinding sel dan pembuluh xylem), dan Simplas (bagian
yang hidup dari tumbuhan, meliputi sitoplasma beserta organel-organelnya). Apoplas
terjadi terutama pada jaringan akar yang masih muda yang sel endodermisnya
belum mengalami penebalan pita kaspari. Cara ini memegang peran utama pada akar
muda. Tetapi bila jaringan akar yang sudah tua yang sel endodermisnya sudah
mengalami penebalan pita kaspari, maka aliran air dengan cara apoplas akan
terhalang dengan kuat. Akibat dari ini maka akan terjadi peningkatan jumlah air
dan bahan terlarut, sehingga menimbulkan aliran balik yang keluar dari akar
sebagai kebocoran apoplas. Hal lain juga menimbulkan naiknya potensi air
sehingga memungkinkan terjadinya osmosis ke dalam sel dan dilanjutkan secara
simplas menuju silinder pusat atau ke jaringan pembuluh.
§
Menutupnya
Stomata
Menutupnya
stomata akan menghambat laju transpirasi. Dalam bukunya, Benyamin Lakitan
(2004) menyebutkan bahwa laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih
cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Sehingga dapat ditarik
kesimpulam bahwa bila transpirasi tidak terjadi atau laju transpirasi rendah
sekali, maka proses pengangkutan air dan zat hara pun akan terjadi secara
lambat.
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. RajaGrafindo Persada