Kamis, 14 Februari 2013

Cekaman


Cekaman

Stres (cekaman) biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang berpengaruh buruk terhadap tanaman (Fallah, 2006)
Campbell (2003), mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup tumbuhan.
Menurut Hidayat (2002), pada umumnya cekaman lingkungan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) cekaman biotik, terdiri dari: (a) kompetisi intra spesies dan antar spesies, (b) infeksi oleh hama dan penyakit, dan (2) cekaman abiotik berupa: (a) suhu (tinggi dan rendah), (b) air (kelebihan dan kekurangan), (c) radiasi (ultraviolet, infra merah, dan radiasi mengionisasi), (d) kimiawi (garam, gas, dan pestisida), (e) angin, dan (f) suara.
Menurut Sipayung (2006), kerusakan yang timbul akibat stres dapat dikelompokkan dalam 3 jenis kerusakan sebagai berikut..
a. Kerusakan stres langsung primer
b. Kerusakan stres tak langsung primer
c. Kerusakan stres sekunder (dapat terjadi juga stres tersier)
Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara atau atmosfera. Terutama di daerah topis air hujan merupakan sumber yang terbanyak yang jatuh di permukaan bumi. Sebagian dari air itu dapat merembes ke dalam tanah yang disebut air infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran air permukaan (run off). Air infiltrasi tadi, bila dalam jumlah banyak dan terus merembes ke dalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerah perakaranya disebut air perkolasi, yang akhirnya sampai di lapisan yang kedap air, kemudian berkumpul disitu menjadi air tanah (ground water). Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air (pengairan) pada tanaman agar supaya tidak berlebihan atau kekurangan.
Air pada cekaman tanah dapat menguntungkan yaitu :
a.    Adanya imbangan antara pori makro dengan mikro
b.    Sebagian besar nutrisi dalam bentuk terlarut
c.    Permukaan akar memiliki luasan terbesar untuk menjalankan proses difusi ion dan aliran masa ion
Air di dalam tanah menurut jumlah dan keadaannya di bagi menjadi empat keadaan air tanah, yaitu:
a.    Air adesi
Merupakan lapisan yang mengelilingi butir tanah, tetapi bukan berupa cairan karena  jumlahnya paling sedikit, jadi paling tidak tersedia bagi tanaman. Nilai pF-nya hampir 7.
b.    Air higroskopis
Juga bukan berupa cairan, jadi sebagian besar sudah berupa uap air
c.    Air kapiler
Dibagi dalam dua keadaan, yaitu keadaan titik layu permanen dan keadaan kapasitas lapang (Dwidjoseputro,1989: 44).
Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada  tingkat cekaman yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh awal dari tanaman yang mendapat cekaman air adalah terjadinya hambatan terhadap pembukaan stomata daun yang kemudian berpengaruh besar terhadap proses fisiologis dan metabolisme dalam tanaman (Penny Packer at all, 1990)
Setiap jenis tanah mempunyai daya cekam air yang berbeda-beda tergantung :
a.    tekstur tanah
b.    adanya kekasaran, kelicinan kelengketan dan kekenyalan serta derajat kekilatan tanah. Semakin licin, lengket dan kenyal maka daya cekam air semakin sedikit udara yang terkandung di dalam tanah sehingga daya cekap tanah semakin kecil.
c.    Semua pori-pori tanah
Baik makro maupun mikro dalam keadaan terisi oleh air sehingga jenuh air. Hal ini menunjukan besarnya daya pegang tanah terhadap air.
Tanah terdiri atas partikel besar yang kurang dapat menahan air daripada tanah yang partikelnya halus, yaitu dengan membedakan adanya
a.    air yang tidak terbebas karena terikat secara kimia pada suatu partikel disebut air kimia
b.    air yang mengelilingi suatu partikel disebut air higroskopik
c.    air yang mengisi sela-sela di antara partikel disebut air kapiler
d.   air yang lewat dan tidak tertahan disebut air gravitasi
e.    kandungan bahan organic
tersusun dari bahan-bahan sisa tumbuhan dan hewan, jasad-jasad hidup mikro maupun makro organisme dan humus. Tanah yang berupa pasir sedikit mengandung bahan organik dibandingkan tanah pertanian yang biasa mengandung 25% bahan organik (Dwidjoseputro,1989: 44).
Soemarno dan Sastrahidayat (1991) menyatakan bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah liat berat dapat memperbaiki drainase, dan pada tanah berpasir dapat memperbaiki daya simpan air. Bahan organik juga dapat berfungsi sebagai stabilisator dengan jalan merangsang jasad mikro mampu menghasilkan bahan yang dapat mengikat partikel-partikel tanah.
Von Uexcull dalam Ginting, (1994) menyatakan bahwa bahan organik memberikan beberapa keuntungan meliputi pengurangan toksisitas Al dan Mn dengan membentuk kompleks Al- bahan organik yang tidak beracun, menyediakan dan menambah unsur hara N, P, K dan S melalui mineralisasi, menurunkan fiksasi P, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan sifat-sifat fisik tanah termasuk kapasitas ikat air dan stabilitas agregat, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah.



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, at al. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Fallah, Affan Fajar. 2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang Terkontrol. http://io.ppi jepang.org. Diakses pada tanggal 5 Juli 2009.
Hidayat. 2002. Cekaman Pada Tumbuhan. http://www.scribd.com/document_downloads/ 13096496?extension=pdf&secret_password=. Diakse pada tanggal 5 Juli 2009
Sipayung, Rosita. 2006. Cekaman Garam. http://library.usu.ac.id/download/fp/bdp-rosita2.pdf. Diakses pada tanggal 5 Juli 2009
Soemarno dan Sastrahidayat. 1991. Budidaya Berbagai Jenis Tanaman Tropic. univ brawijaya malang.

Tidak ada komentar: