Selasa, 23 April 2013

Vitamin dan Mineral


Vitamin dan Mineral

A.    Riboflavin (B2)
Riboflavin biasanya berkaitan dengan asam fosfat di dalam jaringan untuk membentuk dua koenzim, flavin mononukleatida (FMN), dan flavin adenine dinukleotida (FAL). Kedua koenzim ini selanjutnya membawa hydrogen dalam system oksidasi mitokondria yang penting. NAD bekerja sehubungan dengan dehidrogenase spesifik, biasanya menerima hydrogen yang dipindahkan dari berbagai zat makanan dan kemudian mengantarkan hydrogen pada FMN atau FAD. Akhirnya, hydrogen dilepaskan sebagai ion ke dalam matriks mitokondria untuk dioksidasi oleh hydrogen.
Pada manusia, defisiensi riboflavin tidak pernah menimbulkan gejala berat tapi defisiensi riboflavin ringan mungkin terjadi. Defisiensi seperti itu tidak menyebabkan gangguan pencernaan, rasa terbakar pada kulit dan mata, pecahnya sudut mulut, nyeri kepala, depresi mental, mudah lupa, dan lain-lain.
Defisiensi riboflavin biasanya relative ringan, defisiensi ini sering terjadi berhubungan dengan defisiensi tiamin dan atau niasin. Oleh karena itu, banyak sindrom defisiensi meliputi pellagra, beriberi, sprue, dan kwashiorkor, mungkin disebabkan oleh kombinasi defisiensi sejumlah vitamin juga aspek malnutrisi yang lain.

B.     Vitamin B12
Vitamin B12 memiliki beberapa senyawa kobalamin yang mempunyai gugus prostetik umum. Gugus prostetik berisi kobalt yang mempunyai ikatan koordinasi serupa dengan besi di dalam molekul hemoglobin. Tampaknya bahwa atom kobalt berfungsi dalam cara yang hamper sama dengan fungsi atom besi yaitu berikatan secara reversible dengan zat lain.
Vitamin B12 menjalankan beberapa fungsi metabolisme yaitu
a.       Meningkatkan pertumbuhan.
b.      Meningkatkan pembentukan dan pematangan sel darah.
c.       Bertindak sebagai koenzim akseptor hydrogen.
d.      Sebagai koenzim untuk mereduksi ribonukleotida menjadi deoksiribonukleotida.
Defisiensi vitamin B12 adalah sering terjadi demielinisasi serat saraf besar medulla spinalis, terutama kolumna posterior dan kadang kolumna lateralis. Akibatnya, banyak penderita anemia pemisiosa menderita kehilangan sensasi perifer yang berat, dan pada kasus yang berat bahkan menjadi lumpuh.
Penyebab defisiensi vitamin B12 yang umum bukan karena kurangnya vitamin ini dalam makanan, melainkan defisiensi pembentukan factor intrinsic yang biasanya diekskresi olah sel parietalis kelenjar gaster dan penting untuk absorpsi vitamin B12 olah mukosa ileum.

C.    Asam Folat (Asam Pteroliglutamat)
Asam folat berfungsi sebagai pembawa gugus hidroksimetil dan formil. Manfaat asam folat yang paling penting dalam tubuh adalah dalam sintesis purin dan timin, yang dibutuhkan untuk pembentukan asam DNA.
Asam folat seperti vitamin B12 dibutuhkan untuk replikasi gen selular, dapat menjelaskan fungsi paling penting asam folat yaitu untuk menunjang pertumbuhan.
Asam folat merupakan penunjang pertumbuhan yang lebih kuat daripada vitamin B12 dan penting untuk pematangan sel darah merah.
Defisiensi asam folat adalah terjadinya anemia makrositik yang hampir identik dengan anemia pernisioca. Anemia ini sering dapat diobati secara efektif dengan asam folat saja.

D.    Piridiksin (Vitamin B6)
Piridiksin terdapat dalam bentuk piridoksal fosfat di dalam sel dan berfungsi sebagai koenzim pada banyak reaksi kimia yang berhubungan dengan metabolism asam amino dan protein.
Peran piridoksin yaitu
a.       Sebagai koenzim dalam proses transminasi untuk sintesis asam amino.
b.      Peranan penting dalam proses metabolisme, terutama metabolism protein.
c.       Bekerja pada transport beberapa asam amino melintasi membrane sel.
Kekurangan piridoksin dalam makanan pada anak dapat menyebabkan kejang, dermatitis, dan gangguan saluran pencernaan seperti mual dan muntah.

E.     Asam Pantotenat
Asam pantotenat terutama diubah menjadi koenzim A di dalam tubuh, yang mempunyai bayank peranan dalam metabolism dalam sel. Peranannya adalah
a.       Konversi asam piruvat dekarboksilasi menjadi asetil-KoA sebelum masuk dalam siklus asam sitrat.
b.      Degradasi molekul asam lemak menjadi banyak molekul asetil-KoA
Jadi kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkan metabolisme karbohidrat dan lemak menjadi tertekan.

F.     Asam Askorbat (Vitamin C)
Asam Askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksiprolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa Asam Askorbat, menyebabkan serat kolagen yang terbentuk dalam semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah.
Peran Asam Askorbat untuk pertumbuhan dan kekuatan serat dalam jaringan subkutan, kartilago, tulang dan gigi.
Defisiensi Asam Askorbat adalah
a.       Berhentinya pertumbuhan tulang.
Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproferasi tapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang yang berosifikasi.
b.      Kegagalan penyembuhan luka
Karena kegagalan sel untuk menyimpan fibrilkolagen dan zat perekat interselular.
c.       Dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh pada skorbut.
Disebabkan karena
1.      Kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik.
2.      Kegagalan untuk terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat dalam dinding pembuluh darah.
Pada skorbut yang hebat, kadang terjadi fragmentasi sel otot, lesi pada gusi yang disertai dengan gigi goyang, timbul infeksi mulut, muntah darah, feses berdarah dan pendarahan otak serta akhirnya demam tinggi.

G.    Vitamin D
Peranan vitamin D adalah
a.       meningkatkan absorpsi kalsium dari saluran cerna dan juga membantu mengontrol penyimpanan kalsium dalam tulang.
b.      meningkatkan pembentukan protein pengikat kalsium dalam sel epitel usus yang membantu absorpsi kalsium.
c.       Berkaitan dengan keseluruhan metabolism kalsium tubuh dan pembentukan tulang

H.    Vitamin E
Pada manusia jarang sekali ditemukan kasus defisiensi vitamin E.
Vitamin E berfungsi berhubungan dengan asam lemak tidak jenuh yaitu menyediakan perlindungan untuk mencegah oksidasi lemak tidak jenuh. Bila tidak ada vitamin E, jumlah lemak tidak jenuh di dalam sel berkurang, menimbulkan kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti mitokondria, lisosom dan membrane sel.

I.       Vitamin K
Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin, factor VII (prokonvertin), factor IX, dan factor X oleh hati, yang semua factor ini penting pada koagulasi darah. Oleh karena itu, bila terjadi defisiensi vitamin K maka pembentukan darah terhambat. Fungsi vitamin K adalah berhubungan dengan beberapa antikoagulasi seperti dikumarsol.

J.      Metabolisme Mineral
Magnesium
Magnesium terutama dibutuhkan sebagai katalis pada kebanyakan reaksi enzimatik ontraseluler, terutama yang berkaitan dengan metabolism karbohidrat.
Konsentrasi magnesium di luar sel hanya 1.8 samapi 2.5 mEq/liter.
Peningkatan konsentrasi magnesium ektraseluler akan menekan aktivitas system saraf dan menekan kontraksi otot rangka. Konsentrasi magnesium yang rendah menyebabkan peningkatan iritabibilas system saraf, vasodilatasi perifer dan aritmia jantung setelah infark miokard akut.
Kalsium
Kalsium terdapat dalam tubuh dalam bentuk kalsium fosfat pada tulang.
Kelebihan jumlah ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dapat menyebabkan jantung berhenti pada sistol dan dapat bekerja sebagai factor depresan bagi kejiwaan. Bila ion kalsium rendah dapat menyebabkan lepas muatan serat saraf secara spontan sehingga menyebabkan tetani.
Fosfor
Fosfor adalah anion utama cairan intraseluler. Fosfat mempunyai kemampuan berkombinasi bolak-balik dengan sejumlah besar system koenzim dan juga dengan sejumlah besar senyawa lain yang penting pada proses metabolisme.
Besi
Fungsi besi dalam tubuh terutama berkaitan dengan pembentukan hemoglobin.
Dua pertiga besi dalam tubuh terdapat dalam bentuk hemoglobin walau sejumlah kecil terdapat dalam bentuk yang lain terutama dalam hati dan dalam sumsum tulang.
Pembawa electron yang mengandung besi terdapat dalam mitokondria semua sel tubuh dan penting pada sebagian besar oksidasi yang terjadi dalam sel. Maka besi mutlak penting untuk mempertahankan system oksidatif di dalam sel jaringan, tanpa besi kehidupan akan berhenti dalam beberapa detik.
Elemen Renik Penting Dalam Tubuh
Elemen renik adalah beberapa elemen yang terdapat dalam tubuh dalm jumlah yang sangat renik. Tanpa adanya elemen renik adan terjadi sindrom defisiensi spesifik. Elemen renik paling penting adalah iodium, seng dan flour.
Iodium
Iodium merupakan elemen esensial untuk pembentukan tiroksin dan triodotironin, dua hormone esensial itu mempertahankan aju metabolism normal dalam seluruh sel. Elemen ini berhubungan dengan pembentukan dan fungsi hormone tiroid.
Seng
Seng adalah bagian integral dari kebanyakan enzim, salah saru yang penting adalah karbonik anhidrase khusus terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di sel darah merah. Enzim ini yang bertanggungjawab pada penggabungan cepat karbondioksida dengan air dalam sel darah merah pada peredaran darah kapiler perifer dan untuk pelepasan cepat karbondioksida dari darah kapiler paru ke dalam alveoli.
Seng juga merupakan komponen laktat dehidrogenase maka penting untuk konversi antara asam piruvat dan asam laktat. Seng merupakan komponen beberapa peptidase penting untuk pencernaan protein dalam saluran cerna.
Flour
Flour tampaknya bukan elemen yang penting dalam metabolisme tapi keberadaannya dalam jumlah kecil, flour dalam tubuh akan melindungi gigi dari karies.
Asupan flour yang berlebih dapat menyebabakan fluorosis menimbulkan gejala ringan seperti gigi-geligi dengan bercak-bercak, dan dalam keadaan gejala berat yaitu tulang yang membesar.

Tidak ada komentar: