Selasa, 23 April 2013

System Imun


System Imun

System imun adalah antigen, antibody dan fungsi pertahanan tubuh host yang diperantarai oleh sel terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
Fungsi System imun adalah
1.   Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
2.   Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3.   Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

Tiga pertahanan dalam system imun
Mekanisme pertahanan system
nonspesific
Mekanisme pertahanan system specific (system imun)
Pertahanan pertama
Pertahanan kedua
Pertahanan ketiga
Kulit
Membrane mukosa.
Sekresi kulit dan membrane mukosa.
Fagositosit sel darah putih.
Protein antimicroba.
Respon inflamasi
Limphosit
Antibody

A.  System imun non spesifik
Mekanisme fisiologik imunitas non spesifik berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba tersebut. Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi misalnya jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit. Disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak pathogen potensial, system tersebut merupakan system pertahanan terdepan dalam menghapi serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan respon langsung.
1.    Pertahanan fisik
Dalam system pertahanan fisik, dapat berupa kulit, sselaput lender, silia saluran nafas, batuk dan bersin merupakan gsris pertahanan terdepan terhadap serangan infeksi. Pertahanan fisik tersebar di seluruh tubuh. Dalam sumsum tulang, timus, darah, KGB, limfa, saluran nafas, saluran kemih dan jaringan. Pertahanan fisik berasal dari sel prekursorsor multipoten dalam sumsum tulang.
a.    Kulit
Dalam kulit terdapat, barier fisik, barier kimia dan flora bacterial.
b.    Membrane mukosa
Di dalamnya terdapat barier fisik dan barier kimia.
c.    Saluran pernafasan
Didalamnya terdapat membrane mukosa dan sel epitel bersilia.
d.   Saluran ppencernaan
Terdapat membrane mukosa, asam dan basa serta flora bacterial.
Pada barier permukaan, system pertahanan fisik dapat berupa
a)    Kulit.
b)   Gerak silia, Batuk, Bersin, Aliran air mata, saliva dan urin, dan penglupasan kulit.
c)    Mucus yang pekat pada saluran respirasi dan pencernaan .
d)   pH asam pada lambung.
e)    lisozim (dalam saliva, air mata, secret hidung) yang berfungsi untuk melisiskan bakteri gram positif. Secret vagina ( lebih asam setelah menstruasi), spermin dan zink pada semen, laktoperoksidase pada ASI.
2.    Pertahanan berupa larutan
a.    Biokimia
Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun beberapa dapat memasuki tubuh dalam bentuk kelenjar sebaseus dan folikel rambut. pH asam keringat dan sekresi sebaseus, brbagai asam lemak yang dilepas kulit, mempunyai efek denaturasi terhadap protein membrane sel, sehingga dapat mencegah infeksi yang terjadi melalui kulit.
1.    lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) berfungsi untuk menghancurkan dinding sel kuman gram positif
2.    Laktoferin & asam neuraminik (ASI) berfungsi anti bakterial E coli, staphylococcus.
3.    HCl, enzim proteolitik, empedu berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri
4.    Laktoferin & transferin (dari makrofag) berfungsi untuk ikat zat besi
5.    Lisozim (dari makrofag) berfungsi untuk hancurkan kuman gram negative
b.    Humoral
1.    komplemen
Antibody diinduksi oleh nfeksi sub klinis antara lain: flora normal oleh komponen yang imunogenik. Antibody dan komplemen dapat menghancurkan membrane lapisan LPS dinding sel. Komplemen, terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi. Komplemen dengan spectrum aktivitas yang luas diproduksi oleh hepatosit dan mnosit. Komplemen dapat diaktivkan secara langsung oleh mikroba atau produknya atau oleh antibody. Komplemen berperan sebagai obsonin yang meningkatkat fagositosit sebagai factor kemotaktik dan juga menimbulkan destruksi. Flora normal
Flora normal tubuh terutama bakteri dan hidup dan berkembangbiak di dalam atau permukaan tubuh. Tidak berbahaya apabila bakteri tersebut tidak terlalu banyak dan apabila bakteri tersebut banyak maka akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
a)    102-104 mikroba/cm2 kulit (Staphylococcus aureus, S. epidermidis, Streptococcus, Candida, dll) berbagai jenis bakteri di rongga mulut dan hidung
b)    Lactobacilli dalam lambung dan intestinum
c)    1.011 mikroba/g usus besar (95-99% anaerob)
d)    berbagai jenis bakteri dan diphteroid hidup di saluran
e)    urogenital
f)     Lactobacillus aerophilus hidup di vagina berfungsi untuk memfermentas glikogen untuk memelihara pH asam
Flora normal menempati hampir semua tempat di tubuh, membentuk lingkungan khas. Bahan yang dihasilkan antara lain adalah bacteriocidin, defensin, protein kationik, laktoferin yang berfungsi untuk memusnahkan bakteri lain yang berkompetisi mendapatkan tempat hidup.
Inflamasi/ Peradangan : Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan. Tahap-tahap inflamasi adalah :
1.    Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2.    Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi ®meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
3.    Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat ® difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4.    Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial
5.    Penghancuran bakteri di jaringan ® fagositosis (respons sistemik: demam)
6.    Perbaikan jaringan
2.    Interferon
Merupakan sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi makrofag yang diaktivkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nucleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus.
3.    CRP (C- Raktive Protein)
CRP merupakan salah satu protein fase akut, yang termasuk golngan protein, kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai respon imunitas non spesifik. CRP mengikat berbagi mikro organism yamg membentuk kompleks dan mengaktivkn komplemen jalur klasik. Pengukuran CRP berguna untuk menilai aktivitas penyakit inflamasi
3.    Pertahanan seluler
a.    Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperan dalam system pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) dan sel polimorfonuklear atau granulosit. Sel-sel ini berperan sebagai sel yang menangkap antigen, mengolah dan selanjutnya mempresentasikan kepada sel T yang dikenal sebagai sel penyaji atau Apesen. Kedua sel tersebut dari sel asal hemopoietik. Granulosit hidup pendek, mengandung granul yang berisi enzim hidrolitik, beberapa granul berisi laktoferin yang bersifat bakterisida.
b.    Sel mast
Fungsi sel mast adalah dalam reaaksi alergi sebagai pertahanan, jumlahnya menurun pada sindrom imuno defisiensi dan sebagai imunitas terhadap parasit pada usus dan ivasi pada bakteri.
c.    Makrofag
Sel monosit yang diproduksi sum-sum tulang akan masuk ke pembuluh darah. Makrofag berfungsi sebagai fagositosit dan mengaktifkan mekanisme bakterisidal serta sebagai antigen presentation
d.   Neutrofil
Neutrofil merupakan 70% dari jumlah leukosit dalam sirkulasi. Butir- butir filik primer mengandung hidrolase asam, mieloperoksidase, lisozim, sedangkan butir sekunder mengandung laktoferindan lisozim. Neutrofil mengandung reseptor untuk IgG. Neutrofil memiliki fungsi yang sama dengan makrofag.
e.    Eusinofil
Eusinosil dapat dirangsang untuk degranulasi seperti halnya pada sel mast dan basofil. Eusinofil mengekprresikan FcR untuk IgA, IgE, dan IgG dan ligan untuk beberapa molekul adhesi. Granulanya mengandung MBP dan peroksidase eosinofil.
f.     Basofil
Basofil mengekspresikan FcR untuk IgE dengan afinitas tinggi yang menimbulkan degranulasi sebagai respon terhadap kompleks yang mengandung IgE.  Granul basofil mengandung histamine, protease netral, kondrotin sulfat dan TNF-alfa basofil. Hal ini merupakan, sel utama pada tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan.
g.    Sel NK
Secara morfologis sel NK merupakan limfosit dengan granul besar. Ciri-cirinya yaitu memiliki banyak sekali sitoplasma granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia dan nucleus eksentris maka sel NK disebut LGL. Sel NK berperan dalam mengontrol keganasan dan sel terinfeksi yang kehilangan molekul MHC-1. Reseptor sel NK yang diaktifkan mengenal molekul yang secara kolektif ditemukan pada permukaan sel tanpa bantuan Molekul MHC-1. Sel NK juga dapat membunuh sel melalui ADCC.


B.  System imun spesifik
System imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asaing untuk dirinya. Benda asing pertamakali muncul dalam badan sehingga terjadi sensitasi sel-sel system imun tersebut. Benda asing yang sama bila masuk langsung akan dikenali dengan cepat kemudian dihancurkan.
Sel dendritik adalah sel-sel kekebalan tubuh yang membentuk bagian dari sistem kekebalan tubuh mamalia. Fungsi utama adalah untuk memproses bahan antigen dan ada pada permukaan sel-sel lain pada sistem kekebalan tubuh, sehingga berfungsi sebagai antigen-presenting sel.
1.    Humoral
System humoral berarti cairan tubuh yang berasal dari sel multipoten di sumsum tulang. System imun spesifik humoral berupa sel B. Apabila sel B dirangsang oleh benda asingsel tersebut akan berpoliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi sel antibody. Fungsi utama antibody ini ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. Sel B terdiri dari lgG, lgA, lgM, lgD dan lgE.
2.    Selular
Sel T berperan dalam system imun spesifik selular yang dibentuk didalan sumsum tulang tapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi dalam kelenjar timus atas pengaruh factor asal timus. Sel T berperan pads inflamasi, aktivitas makrofag dalam fagositosis, aktivasi dan proliferasi sel B dalam produksi antibody dan berperan dalam pengenalan dan penghancuran sel ayng terinduksi sebagai virus. Sel T terdiri atas beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan yaitu sel Th1, Th2, Tdth, CTL atau Tc, Ts atau Tr atau Th3.

APC (Antigen Precenting Cell)
1. Sel dendrite
2. Sel B
3. Makrofag

Antigen Presentasion
1.    Antigen masuk kedalam sel dendrite
2.    Enzim didalam sel memecah antigen menjadi butiran-butiran.
3.    Butiran antigen mengikat protein MHC (major Hystocompability) di dalam reticulum endoplasma.
4.    Antigen yang mengandung MHC tadi dikirim ke permukaan sel melalui apparatus golgi.
Protein MHC memperlihatkan antigen pada permukaan membrane sel.

Tidak ada komentar: