Sabtu, 20 April 2013

Pembentukan Urin dan Komposisi Ur

Proses Pembentukan Urin dan Komposisi Urin

A.  Filtrasi
Filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit.
Proses filtrasinya, ketika darah mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia masuk ke glomerulus karena adanya tekanan darah akibat pengaruh mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. ketika darah masuk ke glomerulus tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer.
Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.
B.  Reabsorbsi (Penyerapan kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal.
Proses reabsorbsi, terjadi ketika urin primer ini diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi, seperti asam amino, glukosa secara transpor aktif.  Lalu filtrate menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan sekitar tubulus kontortus proksimal. Kemudian filtrate menuju lengkung henle.
Di bagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi supaya cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis. Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah dan menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi ion Na+, HCO3 dan air dibawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Disamping reabsorpsi tubulus ini juga terjadi seksresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.

C. Argumentasi
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion air dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis realis. Dari pelvis renalis mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin

Tidak ada komentar: