Bioteknologi
Kesehatan
Terapi gen
Terapi
gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab
terhadap suatu penyakit. Pendekatan terapi gen ada empat yaitu menambahkan
gen-gen normal ke dalam sel yang mengalami ketidaknormalan, melenyapkan gen
abnormal dengan gen normal dengan melakukan ekombinasi homolog, mereparasi gen
abnormal dengan cara mutasi balik selsektif, sedemikian rupa sehingga akan
mengembalikan fungsi normal gen tersebut, mengendalikan regulasi ekspresi gen
abnormal tersebut.
Terapi Gen Ex Vivo
Sel dari
sejumlah organ atau jaringan ( seperti kulit, system hemopoietik, hati ) atau
jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam
laboratorium. Salah satu contoh terapi gen yang telah digunakan
adala gen p53 untuk kondisi karsinoma squamus kepala dan leher sedangkan sel
targetnya adalah sel tumor.
Terapi Gen In
Vivo
Organ seperti
paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab pembiakan
sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, terapi
gen somatic dilakukan dengan pemindahan gen in vivo.
Mekanisme
terapi gen ex vivo dan in vivo
Fanconi
anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak
berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan
akan menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan
pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya,
Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan
anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia. Melalui teknik “Pra
Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio yang membawa
gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang
terbebas dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14
embrio lainnya dimusnahkan. Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu,
dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel darah dari umbilical cord
(pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk ditransfer ke
darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum
tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.
Embrionic Stem Cell
Embrionic stem cell
adalah stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi.
Sel induk ini diambil dari embrio
pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam
mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Sel-sel diisolasi dari
massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro. Sel induk
embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme
dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati,
sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
Stem cell bersifat
pluripotent, yang berarti mereka dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel,
berbagai jenis jaringan dan berbagai organ dalam tubuh manusia.
Adult Stem Cell
Adult stem cell adalah
stem cell yang diperoleh dari sel-sel orang dewasa. Adult stem cell mempunyai
potensi yang lebih terbatas dari Embrionic stem cell, ia hanya mampu berkembang
menjadi jenis jaringan yang sama dengan sel asal.
Sel induk dewasa mempunyai dua
karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat
berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik
kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus
yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial. Sel yang dapat
bereplikasi menjadi mature cell dengan karakteristik dan bentuk khas.
Tapi penelitian
terbaru menunjukkan bahwa stem cell dewasa mungkin memiliki potensi untuk
menghasilkan jenis sel lainnya juga. Sebagai contoh, sel-sel hati dapat dipakai
untuk memproduksi insulin, yang biasanya dibuat oleh pankreas. Kemampuan ini
dikenal sebagai plastisitas atau trans-differentiation.
Berdasarkan kemampuan
differensiasi adalah:
1. Totipoten
berdiferensiasi menjadi berbagai
tipe sel yang dibentuk saat sel telur dan sperma bersatu dan dapat
berdiferensiasi menjadi tipe sel embrionik dan ekstraembrionik.
2.
Pluripoten
Sel berasal dari 3 lapisan germinal
embrio yang berasal dari inner cell blastokis sebelum menempel pada
dinding uterus. Ketiga lapisan tersebut terdiri dari; mesoderm, endoderm
dan ektoderm yang merupakan cikal dari semua sel dalam tubuh.
Mesoderm merupakan cikal dari sumsum
tulang, korteks adrenal, jaringan limfe, otot polos, otot jantung, otot rangka,
jaringan ikat, sistim urogenital dan sistim vaskular. Endoderm merupakan cikal
dari timus, tiroid, paratiroid, laring, trakhea, paru, vesika urinaria, vagina,
uretra, GIT. Sedangkan lapisan terakhir, ektoderm merupakan cikal dari kulit,
jaringan saraf, medula adrenal, hipofisis, jaringan ikat kepala dan wajah, mata
dan telinga.
3.
Unipoten
Terminologi ini digunakan pada sel
yang berasal dari suatu organ, sehingga hanya mampu membentuk sel yang sama,
sehingga dengan karakteristik demikian maka stem sel dapat berupa stem sel
embrional dan stem sel dewasa. Stem sel germional mempunyai karakteristik
totipoten dan pluripoten, stem sel ini diperoleh dari jaringan embrio 4 hari.
Jika sel berasal dari gonadal ridge fetus 5-10 minggu maka disebut sel germ
embrional. Sedangkan stem sel dewasa mempunyai karakteristik unipoten dan
didapat dari organ tertentu. Stem sel dewasa merupakan progenitor atau
precursor sel yang akan berkembang menjadi sel mature dengan bentuk dan
karakteristik yang khas.
Pharmacogenomics
Pharmacogenomics adalah studi tentang
bagaimana warisan genetik individu mempengaruhi reaksi tubuh terhadap
obat-obatan. Istilah ini berasal dari kata farmakologi dan genomik dan
dengan demikian persimpangan farmasi dan genetika. Pharmacogenomics
berprinsip bahwa pada suatu hari nanti obat dibuat khusus untuk per-individu
dan disesuaikan dengan susunan genetik setiap orang. http://notebooksaya.blogspot.com/2010/10/pharmacogenomics.html#!/2010/10/pharmacogenomics.html
Manfaat yang diharapkan dari pharmacogenomics
1. Lebih Kuat Obat
Perusahaan farmasi akan mampu
menciptakan obat berdasarkan protein, enzim, dan molekul RNA yang berhubungan
dengan gen dan penyakit
2.
Lebih
baik, lebih aman Obat Pertama Kalinya
Alih-alih metode trial-and-error
standar yang sesuai pasien dengan obat yang tepat, dokter akan dapat
menganalisa profil genetik pasien dan meresepkan terapi obat terbaik yang
tersedia dari awal. Tidak hanya akan mengambil menebak dari menemukan obat
yang tepat, akan mempercepat waktu pemulihan dan meningkatkan keamanan sebagai
kemungkinan reaksi yang merugikan dihilangkan.
3. Lebih akurat Metode Penentuan Dosis Obat Tepat
Metode ini mendasarkan pada berat
badan dan usia akan digantikan dengan dosis berdasarkan genetika seseorang,
cara tubuh memproses obat dan waktu yang dibutuhkan untuk memetabolisme itu. Hal
ini akan memaksimalkan nilai terapi dan mengurangi kemungkinan overdosis.
4.
Advanced
Skrining untuk Penyakit
Mengetahui kode genetik seseorang
akan memungkinkan seseorang untuk membuat gaya hidup yang memadai dan perubahan
lingkungan pada usia dini sehingga dapat menghindari atau mengurangi keparahan
penyakit genetik.
5. Vaksin yang lebih baik
Vaksin terbuat dari bahan genetik,
baik DNA atau RNA, semua manfaat dari vaksin yang ada tidak
berbahaya. Vaksin akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh tetapi
akan mampu menyebabkan infeksi. Vaksin akan berharga murah(ekonomis),
stabil, mudah untuk penyimpanan, dan mampu menjadi rekayasa untuk membawa
beberapa strain patogen sekaligus.
6. Perbaikan pada Discovery Obat dan Proses
Persetujuan
Perusahaan pada farmasi akan dapat
menemukan terapi potensial lebih mudah dengan menggunakan target
genome. Sebelumnya kandidat obat yang gagal dapat dihidupkan kembali
sebagai mereka cocok dengan populasi ceruk yang mereka layani. Proses
persetujuan obat harus difasilitasi sebagai percobaan yang ditargetkan untuk
kelompok populasi genetik tertentu, memberikan derajat lebih besar untuk
sukses. Biaya dan resiko uji klinis akan berkurang dengan menargetkan
hanya orang-orang yang mampu merespon terhadap suatu obat.
7.
Penurunan Biaya keseluruhan Perawatan
Kesehatan
Penurunan jumlah reaksi obat yang
merugikan, jumlah uji obat yang gagal, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
obat yang disetujui, lamanya waktu pasien saat pengobatan berlangsung,
efek penyakit pada tubuh (melalui deteksi dini), dan peningkatan dalam
kisaran sasaran obat yang mungkin akan mendorong penurunan bersih biaya
perawatan kesehatan.
Hambatan untuk kemajuan pharmacogenomics
1.
Kompleksitas
Untuk menemukan variasi gen yang mempengaruhi respon obat polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) adalah variasi urutan DNA yang terjadi ketika sebuah nukleotida tunggal (A, T, C, atau G) dalam urutan genom diubah.
Untuk menemukan variasi gen yang mempengaruhi respon obat polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) adalah variasi urutan DNA yang terjadi ketika sebuah nukleotida tunggal (A, T, C, atau G) dalam urutan genom diubah.
2. Obat alternatif terbatas
Hanya satu atau dua obat yang
disetujui mungkin tersedia untuk pengobatan kondisi tertentu. Jika pasien
memiliki variasi gen yang mencegah mereka menggunakan narkoba, mereka dapat
dibiarkan tanpa ada alternatif untuk pengobatan.
3. Disinsentif bagi perusahaan obat untuk
membuat produk beberapa pharmacogenomic
Sebagian besar perusahaan farmasi telah berhasil dengan "satu ukuran cocok untuk semua" pendekatan pengembangan obat karena biaya ratusan juta dolar untuk membawa obat untuk pasar, akan perusahaan-perusahaan ini bersedia untuk mengembangkan obat alternatif pada populasi yang kecil.
Sebagian besar perusahaan farmasi telah berhasil dengan "satu ukuran cocok untuk semua" pendekatan pengembangan obat karena biaya ratusan juta dolar untuk membawa obat untuk pasar, akan perusahaan-perusahaan ini bersedia untuk mengembangkan obat alternatif pada populasi yang kecil.
4. Mendidik penyedia layanan kesehatan
Produk Memperkenalkan
pharmacogenomic ganda untuk mengobati kondisi yang sama untuk himpunan bagian
populasi yang berbeda pasti akan menyulitkan proses meresepkan dan mengeluarkan
obat-obatan. Dokter harus melakukan langkah diagnostik tambahan untuk
menentukan obat mana yang paling cocok untuk setiap pasien. Untuk
menafsirkan diagnostik akurat dan merekomendasikan perawatan terbaik untuk
setiap pasien, suatu resep, terlepas dari itu, akan memerlukan pemahaman yang lebih
baik genetika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar