PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Identifikasi dan Isolasi Mikroorganisme
Tanah di Daerah Perakaran
Tanaman
Putri Malu (Mimosa pudica)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengisolasi
mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa
pudica) dan menghitung jumlah sel melalui metode Colony Form unit (CFU) serta mengidentifikasi mikroorganisme pada
tanah akar putri malu (Mimosa pudica).
Metode: Sampel tanah yang diambil
sebanyak satu ikat yang berada di depan Pura Universitas sebelas Maret.
Sterilisasi alat dan bahan menggunaka autoclave dengan sterilisasi alat selama
satu jam dan bahan menggunakan sterilisasi selama 30 menit. Pembuatan media NA
dengan konsentrasi 3.2%. Dalam enumerasi dilakukan pengenceran 10-6.
Isolasi dengan agar cawan tuang kemudian pertumbuhan bakteri diamati dengan
menggunakan metode CFU per gram tanah. Identifikasi bakteri dengan menggunakan
pengamatan berupa morfologi dan uju pewarnaan gram. Hasil: isolasi mikroba tanah pada perakaran tanaman Putri Malu
dilakukan dengan cara media agar cawan tuang dengan menggunakan pengenceran 10-6.
Pada cawan A, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 17, 1 X 107
CFU’s/gram tanah dan pengamatan kedua sebanyak 20,4 X 107 CFU’s/gram
tanah. Pada cawan B, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 13,9 X 107
CFU’s/gram tanah dan pengamatan kedua sebanyak 16,9 X 107 CFU’s/
gram tanah. Bakteri yang ditemukan dalam percobaan ini adalah terdapat 3 koloni
yang berbeda yaitu koloni berwarna putih, orange berlendir, dan hijau berlendir.
Bakteri yang morfologi koloninya berwarna putih dan dalam pewarnaan gram menghasilkan
warna merah sehingga termasuk bakteri gram negatif, bentuk basil yang
diidentifikasi adalah Rhizopus sp. Pada
bakteri yang mempunyai koloni berwarna orange, bentuk koloninya bulat dan
bakteri yang koloninya berwarna hijau berlendir, bentuk koloninya bulat, kedua
bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif karena pada pewarnaan gram
menghasilkan warna merah. Dari kedua uji tersebut dapat diidentifikasi sebagai bakteri
penambat N non simbiotik.
A. Tujuan
1. Mengetahui
cara mengisolasi mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa pudica)
2. Menghitung
jumlah sel melalui metode Colony Form
unit (CFU)
3. Mengidentifikasi
mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa
pudica)
B. Tinjauan Pustaka
Rasti saraswati, dkk (2007:10)
menyatakan tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang mengandung
berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan berbagai
proses vital bagi kehidupan terestrial. Mikroba bersama-sama fauna tanah
melaksanakan berbagai metabolisme yang secara umum disebut aktivitas biologi
tanah. Perannya yang penting dalam perombakan bahan organik dan siklus hara
menempatkan organisme tanah sebagai faktor sentral dalam memelihara kesuburan
dan produktivitas tanah.
Menurut Rasti Saraswati (2008:42),
populasi mikroba tanah yang terdiri atas alga biru-hijau, fitoplankton,
bakteri, cendawan, dan aktinomiset pada permukaan dan lapisan olah tanah
mencapai puluhan juta setiap gram tanah, yang merupakan bagian integral dan
pembentuk kesuburan tanah pertanian.
Menurut
Rasti saraswati, edi husen dan simanungkali (2007:10-11), bakteri adalah
organisme prokariotik bersel tunggal dengan jumlah kelompok paling banyak dan
dijumpai di tiap ekosistem terestrial. Walaupun ukurannya lebih kecil daripada
aktinomisetes dan jamur, bakteri memiliki kemampuan metabolik lebih beragam dan
memegang peranan penting dalam pembentukan tanah, dekomposisi bahan organik,
remediasi tanahtanah tercemar, transformasi unsur hara, berintegrasi secara
mutualistik dengan tanaman, dan juga sebagai penyebab penyakit tanaman.
Cendawan
(fungi) adalah mikroorganisme eukariotik yang berbentuk filamen.
Cendawan biasanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak mengandung substrat
organik. Peran cendawan dalam suatu ekosistem biasanya sebagai perombak bahan
organik, agen penyakit, simbion yang menguntungkan, dan agen agregasi tanah.
Metode agar cawan merupakan cara yang biasa digunakan untuk menghitung total
cendawan karena baik untuk mikroorgaisme berspora dan cendawan lebih cepat
tumbuh.
Actinomycetes
termasuk bakteri yang berbentuk batang, gram positif, bersifat anaerobik atau
fakultatif. Struktur Actinomycetes berupa filament lembut yang sering disebut
hifa atau miselia, sebagaimana yang terdapat pada fungi, memiliki konidia pada
hifa yang menegak. Actinomycetes merupakan bakteri yang bereproduksi dengan
pembelahan sel, rentan terhadap pinicilin tetapi tahan terhadap zat antifungi
(Rollin and Joseph, 2000).
Actinomycetes
selalu ditemukan pada substrat alam, seperti tanah dan kompos, air kolam, bahan
makanan, dan di atmosfer. Laut dalam, bukan merupakan habitat yang baik bagi
Actinomycetes. Actinomycetes hidup dan memperbanyak diri dalam tanah dan kompos
(Purwadisastra, 1973).
Streptomyces
merupakan genus yang paling banyak ditemukan di tanah dan kompos (Waksman,
1967). Pada tanah yang kering dan panas (hangat), banyak ditemukan
Actinomycetes, seperti Streptomyces, kelompok mikroorganisme ini menyebabkan
bau musty, yaitu bau seperti tanah yang baru dibajak (Budiyanto, 2004).
Menurut Ambarwati dan Azizah Gama T (2009 : 103), keberadaan
Actinomycetes dalam tanah Sebanyak 22 genus Actinomycetales telah berhasil
diisolasi dari sampel tanah yang berasal dari 12 tempat di Yunnan dan 91%
diindikasikan sebagai Streptomyces. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pada
tanah yang lebih kering, lebih tandus dan lebih dingin, lebih banyak ditemukan
Streptomyces.
Habitat
Streptomyces adalah di tanah, bahkan 70% mikroorganisme yang ada di tanah
adalah Streptomyces (Rao, 2001). Di tanah yang subur seperti daerah rhizosfer
jumlah Streptomyces akan lebih banyak. Actinomycetes merupakan bakteri yang
memiliki morfologi mirip fungi karena dapat membentuk filamen. Sedangkan
menurut Coyne (1999) Actinomycetes dapat dibedakan dengan fungi berdasarkan dua
karakter penting, yaitu
1. Actinomycetes
tidak memiliki nukleus sejati sehingga digolongkan sebagai prokariot.
2. Actinomycetes
membentuk hifa yang berdiameter 0,5-1,0 ìm, hifa ini lebih kecil dari hifa
fungi yang berdiameter 3,0 – 8,0 ìm.
Rasti saraswati, Edi husen dan Simanungkalit
(2007 : 10), keberadaan mikroba di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi
fisik, kimia, dan biologi tanah. Ungkapan Beijerinck (the Father of
Microbial Ecology) “Every-thing is everywhere and the milieu selects” menjelaskan
besarnya peran faktor lingkungan dalam seleksi mikroba; lingkungan yang
memilih, jenis mikroba mana saja yang dapat hidup dan berkembangbiak dalam
suatu ekosistem tanah tertentu. Perbedaan berbagai atribut mikroba pada
berbagai kondisi tanah disebabkan antara lain oleh perbedaan jenis dan
kandungan bahan organik, kadar air, jenis penggunaan tanah dan cara
pengelolaannya. Sedangkan menurut Budiyanto (2004), populasi mikroorganisme
dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah dan jenis zat hara
dalam tanah, kelembaban, tingkat aerasi, suhu, pH dan perlakuan pada tanah,
seperti pemupukan atau terjadinya banjir.
Saraswati
et al. (2004:169-189) secara umum menggolongkan fungsi mikroba menjadi
empat, yaitu (1) meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman dalam tanah, (2)
sebagai perombak bahan organik dalam tanah dan mineralisasi unsure organik, (3)
bakteri rizosfer-endofitik untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan membentuk
enzim dan melindungi akar dari mikroba patogenik, (4) sebagai agensia hayati
pengendali hama dan penyakit tanaman. Berbagai reaksi kimia dalam tanah juga
terjadi atas bantuan mikroba tanah (Yoshida 1978 : 445-463).
Mikroba
berguna (effective microorganisme) sebagai komponen habitat alam
mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian
ramah lingkungan melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik,
mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi.
Dalam aliran .pertanian input organik., mikroba diposisikan sebagai produsen
hara, tanah dianggap sebagaimedia biosintesis, dan hasil kerja mikroba dianggap
sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman. Di Amerika Serikat,mikroba
tanah dipandang sangat penting, sehingga menjadi salah satu indikator dalam
menentukan indeks kualitas tanah (Karlen et al. 2006 : 484-495). Semakin
tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan
semakin tinggi indeks kualitas tanah.
Rasti Saraswati dan Sumarno (2008 : 42), proses dekomposisi
dan mineralisasi hara yang berasal dari bahan organik dalam tanah dan fiksasi
nitrogen oleh rhizobia merupakan kegiatan mikroba tanah yang berperan penting
dalam meningkatkan kesuburan tanah. Di samping itu, mikroba sebagai perantara
dalam reaksi kimia dan proses fisik secara metabolik di atas permukaan dan
dalam tanah dapat mengurangi dampak negatif kontaminasi logam berat.
Pengambilan
contoh tanah rizosfir/rizoplan menurut Rasti saraswati, edi husen dan
simanungkalit (2007:7)
1. Rizosfir
merupakan porsi tanah yang langsung dipengaruhi oleh akar tanaman, sedangkan
rizoplan adalah permukaan akar dengan tanah yang melekat kuat pada
permukaannya. Batas rizosfir dimulai dari permukaan akar sampai ke batas dimana
akar tidak lagi berpengaruh langsung terhadap kehidupan mikroba (bisa mencapai
5 mm).
2. Tetapkan
tanaman yang akan digali dan bersihkan permukaan tanah di bawah tajuk dari daun
atau serasah.
3. Gali
tanah di bawah tajuk di sekitar perakaran secara perlahan-lahan dengan sendok
tanah atau spatula. Kemudian pisahkan akar dari bongkahan tanah besar dan
membiarkan sebanyak mungkin tanah yang melekat pada akar.
4. Potong
bagian tajuk tanaman di dekat pangkal akar lihat pada gambar kemudian masukkan akar
beserta tanah yang melekat ke dalam plastik, beri label, dan selanjutnya
masukkan ke dalam kotak es.
Gambar. Akar beserta
tanah yang melekat kuat diambil sebagai contoh tanah rizosfir atau rizoplan
(CR)
5.
Pengambilan contoh
rizosfir/rizoplan kedua dari jenis tanaman yang berbeda dilakukan setelah semua
peralatan bersih dan steril dengan cara seperti dijelaskan pada bagian alat dan
bahan di atas.
Putri Malu (Mimosa pudica)
Tanaman putri malu tumbuh liar di
pinggir jalan, lapangan terlantar, dan tempat - tempat terbuka yang terkena
sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika tropis dapat di temukan pada ketinggian
1-1200 m, cepat berkembangbiak, tumbuh memanjat atau berbaring, tinggi 0,3 -
1,5 m. (Dalimartha. S, 2003).
Mimosa
pudica termasuk dalam famili leguminosa. Pada akar-akarnya
terdapat bintil yang berkembang sebagai akibat penetrasi bakteri pengikat
nitrogen (spesies Rhizobium) ke dalam rambut akar. Bakteri tersebut
memasuki akar terutama melalui rambut akar. Sambil memperbanyak diri, bakteri
tersebut membentuk benang infeksi dengan terkurungnya dalam selubung dari bahan
seperti gum (Fahn, 1991).
Adapun ciri – ciri umum bakteri Rhizobium
adalah merupakan gram negatif, bersifat aerob, berbentuk batang dengan ukuran
sekitar 0,5 – 0,9 μm x 1,2 – 3 μm. Bakteri ini termasuk dalam famili Rhizobiaceae.
Bakteri ini banyak terdapat di dalam daerah perakaran tanaman legume dan
membentuk hubungan simbiotik inang khusus (Yuwono.T, 2006).
C. Alat dan Bahan
Alat–alat yang dibutuhkan dalam
percobaan ini meliputi dua buah cawan petri yang digunakan sebagai tempat media
dan untuk tempat media isolasi bakteri. Satu buah pipet mikro yang digunakan
untuk mengambil dan mengukur volume larutan pada pengenceran. Satu buah pipet
tetes untuk mengambil aquades dalam proses pengenceran. Satu buah batang L
digunakan untuk meratakan tetesan pengenceran pada media. Satu buah bunsen yang
digunakan mensterilkan alat pada proses inkubasi. Satu buah rak tabung reaksi
yang digunakan untuk menempatkan tabung reaksi. Empat buah tabung reaksi yang
digunakan sebagai tempat pengenceran. Satu buah gelas ukur 10ml yang digunakan
untuk mengukur volume aquades. Satu buah gelas beker 100ml untuk mengukur
volume aquades . Dua buah gelas beker yang digunakan untuk wadah
melarutkan bubuk NA. Satu buah autoclave yang digunakan untuk
mensterilkan alat dan bahan. Tiga buah kertas buram yang digunakan untuk
membungkus cawan petri. Karet gelang secukupnya yang digunakan untuk mengikat
mulut erlenmeyer. Tiga buah objeck glass
yang digunakan untuk menempatkan preparat yang akan diamati. Tiga buah deg
glass yang digunakan untuk menutup preparat pada objeck glass. Satu buah
mikroskop yang digunakan untuk mengamati preparat yang telah dibuat. Satu buah
mikroskop yang digunakan untuk mengamati preparat. Enam buah pipet tetes untuk
memindahkan larutan dalam ukuran tetes. Satu buah kain lap yang digunakan untuk
mengeringkan alat yang telah dicuci. Kapas dan alumunium foil secukupnya yang
digunakan untuk menutup mulut erlenmeyer sebelum di sterilkan. Plastik tahan
panas secukupnya yang digunakan untuk melapisi alat dan bahan yang akan
disterilkan pada autoclave.
Bahan yang diperlukan dalam praktikum
ini meliputi 1 gram tanah pada akar putri malu (Mimosa pudica) yang digunakan sebagai tempat hidup mikroorganisme,
0.45 gram bubuk NA untuk membuat media NA, Alkohol 70 % secukupnya digunakan
untuk dekolorisasi pada saat pewarnaan. Aquades 14 ml yang digunakan dalam
proses pembuatan media, pengenceran menggunakan aquades 19.8 ml dan pencucian saat pewarnaan juga menggunakan
aquades. Masing-masing 1,5 ml larutan gentian violet, iodium, safranin yang
digunakan dalam proses pewarnaan.
D. Cara Kerja
Sterilisasi Alat
Menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk melakukan percobaan ini. Kemudian membungkus cawan petri pada posisi
terbalik dengan kertas buram lalu memasukkan ke dalam plastik dan mengikat
dengan karet gelang dan menutup mulut tabung reaksi dengan kapas dan alumunium
foil, mengikat dengan karet gelang. Semua alat-alat tersebut di masukkan
kedalam plastik tahan panas. Lalu memasukkan ke dalam autoclave dengan penataan
yang rapi. Kemudian mensterilakan alat dengan autoclave selama 1 jam dengan
suhu 121°C dan tekanan 7.55 kg.
Setelah berbunyi dering jangan langsung diambil tunggu hingga suhu turun
menjadi angka 0. Kemudian keluarkan alat dari autoclave.
Pembuatan media NA dan
Sterilisasi Bahan
Siapakan alat dan bahan yang digunakan.
Menimbang NA bubuk sebanyak 0.45 gram atau 3,2%
dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian larutkan bubuk NA dengan 14
ml akuades dalam gelas beker. Lalu
menghomogenkan larutan NA dengan magnetic stirrer. Kemudian memindahkan larutan
NA ke dalam Erlenmeyer, kemudian menutupnya dengan kapas dan alumunium foil,
lalu mengikat dengan karet gelang. Media NA dalam percobaan ini menggunakan
konsentrasi 3.2%.
Sterilisasi media dengan autoklave
selama setengah jam seperti halnya prosedur pada sterilisasi alat. Setelah bel
berbunyi dari autoklaf kemudian mematikan sumber listrik serta mununggu hingga
suhu turun menuju angka 0 barulah autoklaf dapat di buka.
Setelah itu media yang telah dibuat
dalam Erlenmeyer didekatkan pada api bunsen agar selalu terjaga kesterilannya.
Kemudian mengambil cawan petri yang sudah disterilisasi kemudian sterilisasi
dengan api bunsen yang menyala, kemudian menuang media NA yang sudah dibuat ke
dalam cawan petri, putar–putar media tersebut dekat api bunsen, kemudian
menunggu hingga media membentuk agar lalu membungkus media agar cawan
menggunakan kertas buram dengan posisi cawan yang berbalik.
Isolasi dan enumerasi
Menyiapkan tanah sampel sebanyak 1 gram.
Kemudian mengencerkan tanah pada akar tanaman Putri Malu (Mimisa pudica) sampai tingkat konsentrasi mencapai 106
dengan menggunakan akuades sebanyak 19,8 ml yaitu dengan mengambil 1 gram tanah
diencerkan dalam 9 gram aquades dan kemudian mengambil 1 mL dari larutan tadi
lalu encerkan dengan 9 mL aquades. Kemudian ambil 0.1 mL hasil larutan tadi
dengan menggunakan mikropipet lalu encerkan dengan aquades sebanyak 9.9 mL.
Setelah itu ambil lagi dari larutan tadi sebanyak 0.1 mL kemudian encerkan
dengan 9.9 mL aquades. Hasil pengenceran tadi adalah 10-6.
Kemudian mengambil media NA yang telah
disiapkan, kemudian mendekatkanya pada api Bunsen dengan cara diputar-putar.
Lalu mengambil 1 ml air hasil pengenceran dengan menggunakan pipet mikro,
kemudian meneteskan air sampel sebanyak pada cawan petri yang sudah ada media
NA, ratakan menggunakan batang L. Lalu bungkus cawan petri dengan menggunakan
kertas buram kemudian memasukannya dalam inkubator selama 24 jam. Lalu amati
dan hitung jumlah sel bakteri pada setiap sampel.
1 mL
|
0.1 mL
|
0.1 mL
|
1 gram tanah sampel
|
9 aquades
|
9 aquades
|
9.9 aquades
|
9.9 aquades
|
Gambar: enumerasi seri pengenceran 10-6
|
Identifikasi bakteri dari
tanah pada perakaran tanaman Putri malu (Mimosa
pudica) dilakukan dengan berbagai macam kriteria yaitu dengan pengamatan,
meliputi morfologi bakteri dan uji pewarnaan gram. Pada pengamatan morfologi
bakteri dilakukan pengenalan warna, pinggiran, dan bentuk koloni. Setelah
diperoleh koloni yang terpisah dapat dilakukan berbagai uji pewarnaan gram
(Nurjannah. 2001:78)
Pembuatan preparat
Mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan. Membersihkan object glass sehingga bebas lemak.
Dengan ose membuat goresan tipis dari biakan bakteri pada permukaan yang telah
dibersihkan. Menggeringkan goresan dikeringkan dengan api. Mefiksasi dengan
cara menyentuhkan permukaan object glass tiga kali berturut-turut pada ujung
api bunsen. Setelah didinginkan preparat siap untuk di cat.
Pewarnaan preparat
Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan. menggenangi preparat yang sudah jadi dengan larutan zat warna
gentianviolet selama 1-2 menit. membuang sisa cat dengan menyiramkan aquades.
Menggenangi preparat dengalarutan iodium selama 30 detik sampai 1 menit.
Melakukan decolorisasi preparat dengan alkohol. menggenangi preparat dengan
larutan safranin selama 1-2 menit. Mencuci dengan aquades dan keringkan.
Kemudian mengamati dibawah mikroskop.
E. Data Pengamatan
Isolasi
mikroorganisme dari substrak cair dengan metode pengenceran dan penghitungan
CFU
Hari
|
Sebaran
|
Cawan
petri
|
Volume
sebaran
|
Keterangan
|
Jumlah
koloni
|
1.
|
NA
10-6
|
A
|
0.1
mL
|
Koloni
putih
|
171
|
NA
10-6
|
B
|
0.1
mL
|
Koloni
putih
|
139
|
|
2.
|
NA
10-6
|
A
|
0.1
mL
|
Koloni
putih
Koloni
hijau berlendir
Koloni
orange berlendir
|
196
5
3
|
NA
10-6
|
B
|
0.1
mL
|
Koloni
putih berlendir
Koloni
hijau berlendir
Koloni
orange berlendir
|
161
6
2
|
Identifikasi
bakteri dari morfologi dan pewarnaan gram
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
Bentuk
|
|
Gram
positif
|
Gram
negative
|
|||
1
|
+
|
Bentuknya basil.
Warna: merah
Morfologi:
Koloni warna putih dan bulat.
|
||
2
|
+
|
Bentuk cocus.
Warna: merah
Morfologi:
Koloni berwarna orange berlendir
dan koloninya berbentuk bulat.
|
||
3
|
+
|
Bentuk: cocus
Warna: merah
Morfologi:
Koloni warna hijau berlendir dan
bulat.
|
F. Pembahasan
Pengambilan tanah pada akar tanaman
Putri malu (Mimosa pidica) pada
percobaan ini dilakukan dengan cara random yang berada di depan pura
Universitas Sebelas Maret sebanyak satu tanaman.
Mikroba tanah dapat diisolasi dan
ditumbuhkan pada medium buatan. Beberapa medium yang banyak digunakan adalah
agar ekstrak tanah (soil extract agar), trypticase soy agar
(TSA), dan nutrient agar (NA). (Rasti S, Edi husen dan simanungkalit,
2007:10). Pada peneltian ini, medium yang digunakan adalah nutrient agar (NA)
karena media ini merupakan media yang tidak selektif sehinga bakteri anaerob
juga bisa tumbuh pada media ini.
Isolasi pada percobaan ini dengan
menggunakan isolasi pada agar cawan dengan metode tuang. Metode tuang
diperlukan pengenceran. Pada percobaan ini menggunakan pengenceran 10-6.
Jumlah mikroba yang tumbuh pada medium ini akan dihitung oleh colony forming
units (CFU).
Plate
count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspense akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspense tersebut.berdasarkan hal
tersebut digunakan istilah Coloni Forming
Units (CFU’s) per gram tanah.
Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi
yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin
diketahui jumlah bakterinya pada penelitian ini menggunakan pengenceran dengan
tingkat 10-6 dengan teknik Spread
Plate dengan menggunakan batang L. Cara menghitung sel relative / CFU’s per gram tanah
CFU’s / gram tanah = jumlah koloni X
factor pengenceran
Berikut
perhitungannya dari data pengamatan yaitu
Pada
cawan petri (A)
1. NA
10-6
Pengamatan
pertama dilakukan setelah 2 hari pengenceran:
Koloni
= 171
Fp = 1/10-6
SP = 1 gram tanah
CFU’s
/ ml = jumlah koloni X factor pengenceran
= 171 x 106
CFU’s / 1 gram tanah
= 171 000 000 CFU’s / 1
gram tanah
= 17, 1 X 107
CFU’s / ml
2. Pengamatan
pertama dilakukan setelah 4 hari pengenceran:
Koloni = 204
Fp = 1/10-6
SP = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah
koloni X factor pengenceran
=
204 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
= 204
000 000 CFU’s / 1 gram tanah
= 20, 4 X 107 CFU’s /
gram tanah
Pada
cawan petri B
1.
NA 10-6
Pengamatan
pertama dilakukan setelah 2 hari pengenceran:
Koloni = 139
Fp = 1/10-6
SP = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah
koloni X factor pengenceran
=
139 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
=
139 000 000 CFU’s / gram tanah
=
13,9 X 107 CFU’s / ml
2. Pengamatan
pertama dilakukan setelah 4 hari pengenceran
Koloni = 169
Fp = 1/10-6
SP = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah
koloni X factor pengenceran
= 169 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
= 169 000 000 CFU’s / 1 gram tanah
=
16,9 X 107 CFU’s / gram tanah
Tabel perbandingan jumlah koloni
pada cawan petri A dan B
Cawan
Petri
|
Jumlah
koloni bakteri
|
|
Pengamatan
pertama
|
Pengamatan
kedua
|
|
A
|
17, 1 X 107
CFU’s / gram tanah
|
20, 4 X 107
CFU’s / gram tanah
|
B
|
13,9 X 107
CFU’s / gram tanah
|
16,9 X 107
CFU’s / gram tanah
|
Pada tabel 1 terlihat bahwa pada cawan
petri A terdapat perbedaan jumlah koloni pada pengamatan pertama dengan kedua
menunjukan bahwa pengamatan kedua punya jumlah koloni lebih banyak dibandingkan
pengamatan pertama. Perbedaan ini menunjukan bakteri mengalami pertumbuhan dan
perkembangbiakan sehingga jumlah koloni bisa bertambah. Pada cawan petri B
menunjukan hal yang sama dengan cawan petri A yaitu pada pengamatan pertama
tumbuh jumlah koloni lebih banyak dibanding dengan pengamatan kedua.
Identifikasi bakteri dalam percobaan ini
dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan bentuk morfologinya dan
uji pewarnaan gram.
Pada percobaan ini diperoleh bakteri dengan
koloni bentuknya bulat dan berwarna putih, dan ketika diuji dengan pewarnaan
gram ternyata berwarna merah sehingga menunjukan bakteri tersebut termasuk
bakteri gram dan bentuknya basil.
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil, aerob,
tidak berspora, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat
nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar
legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium
cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman leguminose. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae
melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium
tidak dapat menghidrolisis selulose. (Tarigan, 1988).
Dari data di atas dapat diambil
kesimpulan jika dalam penelitian ini ditemukan bakteri yang berkoloni putih dan
bulat, bentuknya basil, dan termasuk bakteri gam negative adalah Rhizobium sp.
Gambar 1. Bakteri Rhizobium sp hasil pewarnaan gram.
Pada bakteri yang morfologi koloninya
berwarna orange berlendir dan bentuk koloninya bulat, ketika diidentifikasi
dengan pewarnaan gram menunjukan warna merah sehingga bakteri gram negatif.
Pada bakteri dengan koloni bakteri yang berwarna hijau berlendir dan koloninya
bulat juga termasuk bakteri gram negatif karena dalam pewarnaan gram berwarna
merah.
Koloni bakteri yang tumbuh pada media NA
menampakkan warna yang beragam mulai dari kuning, putih, berlendir, bening dan
coklat. Demikian pula bentuk koloninya beragam, mulai dari circulair dan
irregular. Bakteri tersebut diidentifikasi sebagai bakteri penambat N non
simbiotik (Hesti, 2006: 56).
Berdasarkan referensi di atas maka dapat
ditarik kesimpulanbakteri yang berkoloni orange berlendir dan hijau berlendir
termasuk bakteri penambat N non simbiotik
Gambar dari referensi
Gambar dari penelitian
dari kiri ke kanan adalah cawan petri A dan B
G. Kesimpulan
Cara isolasi mikroorganisme pada tanah
akar Putri Malu (Mimosa pudica)
dengan menggunakan agar cawan dengan metode tuang. Metode tuang dengan
pengenceran 106.
Jumlah mikroba yang tumbuh pada medium
ini akan dihitung oleh colony forming units (CFU). Pada cawan A,
pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 17, 1 X 107 CFU’s/ gram
tanah, dan pengamatan kedua sebanyak 20,4 X 107 CFU’s/ gram tanah.
Pada cawan B, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 13,9 X 107
CFU’s/gram tanah, dan pengamatan kedua sebanyak 16,9 X 107 CFU’s/gram
tanah. Bertambahnya jumlah koloni menunjukan bahwa bakteri mengalami
pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Identifikasi bakteri yang terdapat pada
tanah perakaran tanaman Putri Malu (Mimosa
pudica) menggunakan bentuk morfologi koloni dan dengan menggunakan
pewarnaan gram.
Hasil dalam penelitian ini ditemukan
bakteri yang berkoloni putih dan bulat, bentuknya basil, dan termasuk bakteri gam
negative adalah Rhizobium sp. Pada
bakteri yang morfologi koloninya berwarna orange berlendir dan bentuk koloninya
bulat, ketika diidentifikasi dengan pewarnaan gram menunjukan warna merah
sehingga bakteri gram negatif. Pada bakteri dengan koloni bakteri yang berwarna
hijau berlendir dan koloninya bulat juga termasuk bakteri gram negatif karena
dalam pewarnaan gram berwarna merah. Kedua bakteri tersebut tersebut
diidentifikasi sebagai
bakteri penambat N non simbiotik.
Daftar Pustaka
Ambarwati dan Azizah Gama T . 2009. Isolasi Actinomycetes Dari Tanah Sawah
Sebagai Penghasil Antibiotik. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta Jurnal
Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2.
Budiyanto,
M.A.K. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM Press.
Coyne,
M., 1999. Soil Microbiology: An exploratory approach. USA :An
International Thomson Publishing Company.
Karlen
D.L., E.G. Hurley, andA.P.Mallarino. 2006.
Crop rotation on soil quality at three northern corn/soybean belt location.
J. Agron.
Nurhayati, Hesti. 2006. Isolasi Dan Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik Dari
Lahan Kering Masam.Malang: UIN press (Sktripsi)
Nurjannah. 2001. Isolasi, Identifikasi, Dan
Penentuan Jumlah Bakteri Asal Tambak Tanah Gambut. Buletin Teknik Pertanian Vol. 6. Nomor 2
Purwadisastra,
R., A., 1973. Evaluasi Actinomycetes Penghasil Antibacterial-Antibiotics
didalam Kompos. Diakses: Kamis, 29 November 2012 di http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-sl-1973-rutarianip-1044&node=1654&start=1
Rao,
N., S. 2001. Soil Microbiology. USA :Fourth Edition of Soil
Microorganisme and Plant Growth. Science Publishers, Inc. Enfield (NH).
Rasti
Saraswati dan Sumarno . 2008. Pemanfaatan
Mikroba Penyubur Tanah Sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Jurnal iptek tanaman pangan vol. 3 no. 1
Rasti saraswati, edi husen dan
simanungkalit. 2007. Metode Analisis
Biologi Tanah. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian
Rollins,
D. M., & Joseph, S. W. 2000. Actinomycetes Summary. University of
Maryland
Saraswati, R., T. Prihatini, dan R.D.
Hastuti. 2004. Teknologi pupuk mikroba
untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan keberlanjutan sistem produksi padi
sawah.. Dalam: FahmuddinAdus et al. (Eds.) Tanah sawah dan teknologi
pengelolaannya. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Tarigan,
Jeneng.1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta:Dekdikbud
Waksman,
S. A. 1967. The Actinomycetes. New York: The Ronald Press Company.
Yoshida,
T. 1978. Microbial metabolism in rice
soils. Philippines, Los Banos, In: Soil and Rice. IRRI.
2 komentar:
thanks gan, berguna banget ini blog.... :)
,|.|,
=>fairulfh.blogspot.com
Posting Komentar