Keterampilan Proses Sains Dasar
American
Association for the Advancement of Science tahun 1970 menyatakan bahwa
pengklasifikasian keterampilan proses sains dasar yaitu:
a.
Observasi (pengamatan)
Keterampilan observasi adalah
keterampilan mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek atau
kejadian melalui panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai
benda atau kejadian.
Pengamatan
dengan menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif. Pengamatan ini membuat
kesadaran dan kepekaan terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang. Contoh: daun berwarna hijau.
Pengamatan
yang dilakukan dengan membutuhkan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Pengamatan
ini melatih siswa untuk mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk
melakukan pengamatan suatu objek. Misalnya: massa satu daun
adalah lima gram,
tinggi batang kentang 15 cm.
b. Klasifikasi (pengelompokan)
Keterampilan mengklasifikasi adalah
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan mengategorikan benda-benda
berdasarkan pada sifatnya untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan-kegiatan.
Keterampilan
klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan
hubungan timbal baliknya.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan klasifikasi
ini adalah
1. Mengidentifikasi
dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
Misalnya: memilih bentuk- bentuk kertas, yang
berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing
berdasarkan sifat-sifat benda tersebut.
2. Menyusun
klasifikasi dalam tingkatan tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek.
Misalnya: berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar-
gambar hewan dan tumbuhan.
c. Pengukuran (measurement)
Keterampilan mengukur dapat
dikembangkan melalui kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan yang
cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Pengukur
adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur observasi.
Pengukuran dapat diukur dengan
standar konvensional atau standar non konvensional. Standar non konvensional apabila
mengukur membutuhkan alat ukur baku dan kemampuan untuk menerapkan cara
perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Contoh: menghitung massa tanah
menggunakan timbangan dengan satuan gram, menghitung volume air dengan liter,
mengukur panjang dengan penggaris satuan cm, dm, km dll. Standar konvensional,
apabila mengukur tidak menggunakan instrument. Contoh: menghitung panjang kelas
dengan menggunakan jengkalan tangan.
d. Komunikasi(Communication)
Komunikasikan adalah menyampaikan
hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan dengan menghimpun informasi dari
grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian
secara rinci.
Misalnya siswa mengembangkan
keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu
secar rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis
hewan- hewan kecil (seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya),
siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.
e. Inferensi
Inferensi disebut juga keterampilan
membuat kesimpulan sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan
dari fakta yang di observasi.
Contoh, suatu benda yang dibungkus
sehingga siswa pada mulanya tidak tahu benda tersebut. Siswa mengguncang-
guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa
yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa
akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu
hasil observasi.
f. Prediksi
Prediksi
adalah perkiraan kejadian atau keadaan yang
akan datang yang diharapkan akan terjadi berdasarkan dari kejadian yang terjadi
sekarang.
Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan
antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan
prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan
prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan
data pada saat pengamatan dilakukan.
Contoh: dalam kegiatan praktikum
pengaruh jumlah serabut akar terhadap proses transportasi air adalah adanya
penurunan air pada gelas yang berisi tanaman karena air tersebut diserap oleh
tanaman.
g. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan
adalah penjelasan atau tafsiran
(interpretasi)
yang dibuat berdasarkan pengamatan.
Ketika kita mampu membuat kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan
peristiwa-peristiwa di sekitar kita, kita memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar kita.
Para ilmuwan mengemukakan
hipotesis tentang
mengapa suatu peristiwa dapat terjadi, didasarkan pada
kesimpulannya tentang hasil penyelidikan.
Contoh: melakukakan praktikum pengaruh jumlah serabut akar
terhadap transportasi air maka siswa akan dapat menarik kesimpulan bahwa akar
bertugas menyerap air jadi semakin banyak jumlah serabut akar maka jumlah
volume air yang diserap tanaman juga akan banyak pula ditandai adanya penurunan
volume air dalam gelas tanaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym.
2008. Diakses pada http://makalahkumakalahmu.net/2008/09/27/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/
pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2012
Rudy.
2011. Diakses pada http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/10/keterampilan-proses-sains.html
pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2012
Anonim.2011. Diakses
pada http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains/ pada hari jumat
tanggal 12 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar