Kamis, 03 Januari 2013

Mikrobiologi Tanah


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Identifikasi dan Isolasi Mikroorganisme Tanah di Daerah Perakaran
Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengisolasi mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa pudica) dan menghitung jumlah sel melalui metode Colony Form unit (CFU) serta mengidentifikasi mikroorganisme pada tanah akar putri malu (Mimosa pudica). Metode: Sampel tanah yang diambil sebanyak satu ikat yang berada di depan Pura Universitas sebelas Maret. Sterilisasi alat dan bahan menggunaka autoclave dengan sterilisasi alat selama satu jam dan bahan menggunakan sterilisasi selama 30 menit. Pembuatan media NA dengan konsentrasi 3.2%. Dalam enumerasi dilakukan pengenceran 10-6. Isolasi dengan agar cawan tuang kemudian pertumbuhan bakteri diamati dengan menggunakan metode CFU per gram tanah. Identifikasi bakteri dengan menggunakan pengamatan berupa morfologi dan uju pewarnaan gram. Hasil: isolasi mikroba tanah pada perakaran tanaman Putri Malu dilakukan dengan cara media agar cawan tuang dengan menggunakan pengenceran 10-6. Pada cawan A, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 17, 1 X 107 CFU’s/gram tanah dan pengamatan kedua sebanyak 20,4 X 107 CFU’s/gram tanah. Pada cawan B, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 13,9 X 107 CFU’s/gram tanah dan pengamatan kedua sebanyak 16,9 X 107 CFU’s/ gram tanah. Bakteri yang ditemukan dalam percobaan ini adalah terdapat 3 koloni yang berbeda yaitu koloni berwarna putih, orange berlendir, dan hijau berlendir. Bakteri yang morfologi koloninya berwarna putih dan dalam pewarnaan gram menghasilkan warna merah sehingga termasuk bakteri gram negatif, bentuk basil yang diidentifikasi adalah Rhizopus sp. Pada bakteri yang mempunyai koloni berwarna orange, bentuk koloninya bulat dan bakteri yang koloninya berwarna hijau berlendir, bentuk koloninya bulat, kedua bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif karena pada pewarnaan gram menghasilkan warna merah. Dari kedua uji tersebut dapat diidentifikasi sebagai bakteri penambat N non simbiotik.

A.  Tujuan
1.    Mengetahui cara mengisolasi mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa pudica)
2.    Menghitung jumlah sel melalui metode Colony Form unit (CFU)
3.    Mengidentifikasi mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa pudica)
B.  Tinjauan Pustaka
Rasti saraswati, dkk (2007:10) menyatakan tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang mengandung berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan berbagai proses vital bagi kehidupan terestrial. Mikroba bersama-sama fauna tanah melaksanakan berbagai metabolisme yang secara umum disebut aktivitas biologi tanah. Perannya yang penting dalam perombakan bahan organik dan siklus hara menempatkan organisme tanah sebagai faktor sentral dalam memelihara kesuburan dan produktivitas tanah.
Menurut Rasti Saraswati (2008:42), populasi mikroba tanah yang terdiri atas alga biru-hijau, fitoplankton, bakteri, cendawan, dan aktinomiset pada permukaan dan lapisan olah tanah mencapai puluhan juta setiap gram tanah, yang merupakan bagian integral dan pembentuk kesuburan tanah pertanian.
Menurut Rasti saraswati, edi husen dan simanungkali (2007:10-11), bakteri adalah organisme prokariotik bersel tunggal dengan jumlah kelompok paling banyak dan dijumpai di tiap ekosistem terestrial. Walaupun ukurannya lebih kecil daripada aktinomisetes dan jamur, bakteri memiliki kemampuan metabolik lebih beragam dan memegang peranan penting dalam pembentukan tanah, dekomposisi bahan organik, remediasi tanahtanah tercemar, transformasi unsur hara, berintegrasi secara mutualistik dengan tanaman, dan juga sebagai penyebab penyakit tanaman.
Cendawan (fungi) adalah mikroorganisme eukariotik yang berbentuk filamen. Cendawan biasanya terdapat pada tempat-tempat yang banyak mengandung substrat organik. Peran cendawan dalam suatu ekosistem biasanya sebagai perombak bahan organik, agen penyakit, simbion yang menguntungkan, dan agen agregasi tanah. Metode agar cawan merupakan cara yang biasa digunakan untuk menghitung total cendawan karena baik untuk mikroorgaisme berspora dan cendawan lebih cepat tumbuh.
Actinomycetes termasuk bakteri yang berbentuk batang, gram positif, bersifat anaerobik atau fakultatif. Struktur Actinomycetes berupa filament lembut yang sering disebut hifa atau miselia, sebagaimana yang terdapat pada fungi, memiliki konidia pada hifa yang menegak. Actinomycetes merupakan bakteri yang bereproduksi dengan pembelahan sel, rentan terhadap pinicilin tetapi tahan terhadap zat antifungi (Rollin and Joseph, 2000).
Actinomycetes selalu ditemukan pada substrat alam, seperti tanah dan kompos, air kolam, bahan makanan, dan di atmosfer. Laut dalam, bukan merupakan habitat yang baik bagi Actinomycetes. Actinomycetes hidup dan memperbanyak diri dalam tanah dan kompos (Purwadisastra, 1973).
Streptomyces merupakan genus yang paling banyak ditemukan di tanah dan kompos (Waksman, 1967). Pada tanah yang kering dan panas (hangat), banyak ditemukan Actinomycetes, seperti Streptomyces, kelompok mikroorganisme ini menyebabkan bau musty, yaitu bau seperti tanah yang baru dibajak (Budiyanto, 2004).
Menurut Ambarwati dan Azizah Gama T (2009 : 103), keberadaan Actinomycetes dalam tanah Sebanyak 22 genus Actinomycetales telah berhasil diisolasi dari sampel tanah yang berasal dari 12 tempat di Yunnan dan 91% diindikasikan sebagai Streptomyces. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pada tanah yang lebih kering, lebih tandus dan lebih dingin, lebih banyak ditemukan Streptomyces.
Habitat Streptomyces adalah di tanah, bahkan 70% mikroorganisme yang ada di tanah adalah Streptomyces (Rao, 2001). Di tanah yang subur seperti daerah rhizosfer jumlah Streptomyces akan lebih banyak. Actinomycetes merupakan bakteri yang memiliki morfologi mirip fungi karena dapat membentuk filamen. Sedangkan menurut Coyne (1999) Actinomycetes dapat dibedakan dengan fungi berdasarkan dua karakter penting, yaitu
1.      Actinomycetes tidak memiliki nukleus sejati sehingga digolongkan sebagai prokariot.
2.      Actinomycetes membentuk hifa yang berdiameter 0,5-1,0 ìm, hifa ini lebih kecil dari hifa fungi yang berdiameter 3,0 – 8,0 ìm.
Rasti saraswati, Edi husen dan Simanungkalit (2007 : 10), keberadaan mikroba di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah. Ungkapan Beijerinck (the Father of Microbial Ecology) “Every-thing is everywhere and the milieu selects” menjelaskan besarnya peran faktor lingkungan dalam seleksi mikroba; lingkungan yang memilih, jenis mikroba mana saja yang dapat hidup dan berkembangbiak dalam suatu ekosistem tanah tertentu. Perbedaan berbagai atribut mikroba pada berbagai kondisi tanah disebabkan antara lain oleh perbedaan jenis dan kandungan bahan organik, kadar air, jenis penggunaan tanah dan cara pengelolaannya. Sedangkan menurut Budiyanto (2004), populasi mikroorganisme dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah dan jenis zat hara dalam tanah, kelembaban, tingkat aerasi, suhu, pH dan perlakuan pada tanah, seperti pemupukan atau terjadinya banjir.
Saraswati et al. (2004:169-189) secara umum menggolongkan fungsi mikroba menjadi empat, yaitu (1) meningkatkan ketersediaan unsur hara tanaman dalam tanah, (2) sebagai perombak bahan organik dalam tanah dan mineralisasi unsure organik, (3) bakteri rizosfer-endofitik untuk memacu pertumbuhan tanaman dengan membentuk enzim dan melindungi akar dari mikroba patogenik, (4) sebagai agensia hayati pengendali hama dan penyakit tanaman. Berbagai reaksi kimia dalam tanah juga terjadi atas bantuan mikroba tanah (Yoshida 1978 : 445-463).
Mikroba berguna (effective microorganisme) sebagai komponen habitat alam mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Dalam aliran .pertanian input organik., mikroba diposisikan sebagai produsen hara, tanah dianggap sebagaimedia biosintesis, dan hasil kerja mikroba dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman. Di Amerika Serikat,mikroba tanah dipandang sangat penting, sehingga menjadi salah satu indikator dalam menentukan indeks kualitas tanah (Karlen et al. 2006 : 484-495). Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah.
Rasti Saraswati dan Sumarno (2008 : 42), proses dekomposisi dan mineralisasi hara yang berasal dari bahan organik dalam tanah dan fiksasi nitrogen oleh rhizobia merupakan kegiatan mikroba tanah yang berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Di samping itu, mikroba sebagai perantara dalam reaksi kimia dan proses fisik secara metabolik di atas permukaan dan dalam tanah dapat mengurangi dampak negatif kontaminasi logam berat.
Pengambilan contoh tanah rizosfir/rizoplan menurut Rasti saraswati, edi husen dan simanungkalit (2007:7)
1.    Rizosfir merupakan porsi tanah yang langsung dipengaruhi oleh akar tanaman, sedangkan rizoplan adalah permukaan akar dengan tanah yang melekat kuat pada permukaannya. Batas rizosfir dimulai dari permukaan akar sampai ke batas dimana akar tidak lagi berpengaruh langsung terhadap kehidupan mikroba (bisa mencapai 5 mm).
2.    Tetapkan tanaman yang akan digali dan bersihkan permukaan tanah di bawah tajuk dari daun atau serasah.
3.    Gali tanah di bawah tajuk di sekitar perakaran secara perlahan-lahan dengan sendok tanah atau spatula. Kemudian pisahkan akar dari bongkahan tanah besar dan membiarkan sebanyak mungkin tanah yang melekat pada akar.
4.    Potong bagian tajuk tanaman di dekat pangkal akar lihat pada gambar kemudian masukkan akar beserta tanah yang melekat ke dalam plastik, beri label, dan selanjutnya masukkan ke dalam kotak es.
Gambar. Akar beserta tanah yang melekat kuat diambil sebagai contoh tanah rizosfir atau rizoplan (CR)
5.    Pengambilan contoh rizosfir/rizoplan kedua dari jenis tanaman yang berbeda dilakukan setelah semua peralatan bersih dan steril dengan cara seperti dijelaskan pada bagian alat dan bahan di atas.

Putri Malu (Mimosa pudica)
Tanaman putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan terlantar, dan tempat - tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika tropis dapat di temukan pada ketinggian 1-1200 m, cepat berkembangbiak, tumbuh memanjat atau berbaring, tinggi 0,3 - 1,5 m.  (Dalimartha. S, 2003).
Mimosa pudica termasuk dalam famili leguminosa. Pada akar-akarnya terdapat bintil yang berkembang sebagai akibat penetrasi bakteri pengikat nitrogen (spesies Rhizobium) ke dalam rambut akar. Bakteri tersebut memasuki akar terutama melalui rambut akar. Sambil memperbanyak diri, bakteri tersebut membentuk benang infeksi dengan terkurungnya dalam selubung dari bahan seperti gum (Fahn, 1991).
Adapun ciri – ciri umum bakteri Rhizobium adalah merupakan gram negatif, bersifat aerob, berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,5 – 0,9 μm x 1,2 – 3 μm. Bakteri ini termasuk dalam famili Rhizobiaceae. Bakteri ini banyak terdapat di dalam daerah perakaran tanaman legume dan membentuk hubungan simbiotik inang khusus (Yuwono.T, 2006).

C.  Alat dan Bahan
Alat–alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini meliputi dua buah cawan petri yang digunakan sebagai tempat media dan untuk tempat media isolasi bakteri. Satu buah pipet mikro yang digunakan untuk mengambil dan mengukur volume larutan pada pengenceran. Satu buah pipet tetes untuk mengambil aquades dalam proses pengenceran. Satu buah batang L digunakan untuk meratakan tetesan pengenceran pada media. Satu buah bunsen yang digunakan mensterilkan alat pada proses inkubasi. Satu buah rak tabung reaksi yang digunakan untuk menempatkan tabung reaksi. Empat buah tabung reaksi yang digunakan sebagai tempat pengenceran. Satu buah gelas ukur 10ml yang digunakan untuk mengukur volume aquades. Satu buah gelas beker 100ml untuk mengukur volume aquades . Dua buah gelas beker yang digunakan untuk wadah melarutkan  bubuk  NA. Satu buah autoclave yang digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan. Tiga buah kertas buram yang digunakan untuk membungkus cawan petri. Karet gelang secukupnya yang digunakan untuk mengikat mulut erlenmeyer. Tiga  buah objeck glass yang digunakan untuk menempatkan preparat yang akan diamati. Tiga buah deg glass yang digunakan untuk menutup preparat pada objeck glass. Satu buah mikroskop yang digunakan untuk mengamati preparat yang telah dibuat. Satu buah mikroskop yang digunakan untuk mengamati preparat. Enam buah pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam ukuran tetes. Satu buah kain lap yang digunakan untuk mengeringkan alat yang telah dicuci. Kapas dan alumunium foil secukupnya yang digunakan untuk menutup mulut erlenmeyer sebelum di sterilkan. Plastik tahan panas secukupnya yang digunakan untuk melapisi alat dan bahan yang akan disterilkan pada autoclave.
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi 1 gram tanah pada akar putri malu (Mimosa pudica) yang digunakan sebagai tempat hidup mikroorganisme, 0.45 gram bubuk NA untuk membuat media NA, Alkohol 70 % secukupnya digunakan untuk dekolorisasi pada saat pewarnaan. Aquades 14 ml yang digunakan dalam proses pembuatan media, pengenceran menggunakan aquades 19.8 ml dan  pencucian saat pewarnaan juga menggunakan aquades. Masing-masing 1,5 ml larutan gentian violet, iodium, safranin yang digunakan dalam proses pewarnaan.
D.  Cara Kerja
Sterilisasi  Alat
Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan ini. Kemudian membungkus cawan petri pada posisi terbalik dengan kertas buram lalu memasukkan ke dalam plastik dan mengikat dengan karet gelang dan menutup mulut tabung reaksi dengan kapas dan alumunium foil, mengikat dengan karet gelang. Semua alat-alat tersebut di masukkan kedalam plastik tahan panas. Lalu memasukkan ke dalam autoclave dengan penataan yang rapi. Kemudian mensterilakan alat dengan autoclave selama 1 jam dengan suhu 121°C dan tekanan 7.55 kg. Setelah berbunyi dering jangan langsung diambil tunggu hingga suhu turun menjadi angka 0. Kemudian keluarkan alat dari autoclave.
Pembuatan media NA dan Sterilisasi Bahan
Siapakan alat dan bahan yang digunakan. Menimbang NA bubuk sebanyak 0.45 gram atau 3,2%  dengan menggunakan neraca analitik. Kemudian larutkan bubuk NA dengan 14 ml akuades  dalam gelas beker. Lalu menghomogenkan larutan NA dengan magnetic stirrer. Kemudian memindahkan larutan NA ke dalam Erlenmeyer, kemudian menutupnya dengan kapas dan alumunium foil, lalu mengikat dengan karet gelang. Media NA dalam percobaan ini menggunakan konsentrasi 3.2%.
Sterilisasi media dengan autoklave selama setengah jam seperti halnya prosedur pada sterilisasi alat. Setelah bel berbunyi dari autoklaf kemudian mematikan sumber listrik serta mununggu hingga suhu turun menuju angka 0 barulah autoklaf dapat di buka.
Setelah itu media yang telah dibuat dalam Erlenmeyer didekatkan pada api bunsen agar selalu terjaga kesterilannya. Kemudian mengambil cawan petri yang sudah disterilisasi kemudian sterilisasi dengan api bunsen yang menyala, kemudian menuang media NA yang sudah dibuat ke dalam cawan petri, putar–putar media tersebut dekat api bunsen, kemudian menunggu hingga media membentuk agar lalu membungkus media agar cawan menggunakan kertas buram dengan posisi cawan yang berbalik. 
Isolasi dan enumerasi
Menyiapkan tanah sampel sebanyak 1 gram. Kemudian mengencerkan tanah pada akar tanaman Putri Malu (Mimisa pudica) sampai tingkat konsentrasi mencapai 106 dengan menggunakan akuades sebanyak 19,8 ml yaitu dengan mengambil 1 gram tanah diencerkan dalam 9 gram aquades dan kemudian mengambil 1 mL dari larutan tadi lalu encerkan dengan 9 mL aquades. Kemudian ambil 0.1 mL hasil larutan tadi dengan menggunakan mikropipet lalu encerkan dengan aquades sebanyak 9.9 mL. Setelah itu ambil lagi dari larutan tadi sebanyak 0.1 mL kemudian encerkan dengan 9.9 mL aquades. Hasil pengenceran tadi adalah 10-6.
Kemudian mengambil media NA yang telah disiapkan, kemudian mendekatkanya pada api Bunsen dengan cara diputar-putar. Lalu mengambil 1 ml air hasil pengenceran dengan menggunakan pipet mikro, kemudian meneteskan air sampel sebanyak pada cawan petri yang sudah ada media NA, ratakan menggunakan batang L. Lalu bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas buram kemudian memasukannya dalam inkubator selama 24 jam. Lalu amati dan hitung jumlah sel bakteri pada setiap sampel.
1 mL
0.1 mL
0.1 mL
1 gram tanah sampel
9 aquades
9 aquades
9.9 aquades
9.9 aquades
Gambar: enumerasi seri pengenceran 10-6
Identifikasi bakteri dari tanah pada perakaran tanaman Putri malu (Mimosa pudica) dilakukan dengan berbagai macam kriteria yaitu dengan pengamatan, meliputi morfologi bakteri dan uji pewarnaan gram. Pada pengamatan morfologi bakteri dilakukan pengenalan warna, pinggiran, dan bentuk koloni. Setelah diperoleh koloni yang terpisah dapat dilakukan berbagai uji pewarnaan gram (Nurjannah. 2001:78)
Pembuatan preparat
Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Membersihkan object glass sehingga bebas lemak. Dengan ose membuat goresan tipis dari biakan bakteri pada permukaan yang telah dibersihkan. Menggeringkan goresan dikeringkan dengan api. Mefiksasi dengan cara menyentuhkan permukaan object glass tiga kali berturut-turut pada ujung api bunsen. Setelah didinginkan preparat siap untuk di cat.
Pewarnaan preparat
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. menggenangi preparat yang sudah jadi dengan larutan zat warna gentianviolet selama 1-2 menit. membuang sisa cat dengan menyiramkan aquades. Menggenangi preparat dengalarutan iodium selama 30 detik sampai 1 menit. Melakukan decolorisasi preparat dengan alkohol. menggenangi preparat dengan larutan safranin selama 1-2 menit. Mencuci dengan aquades dan keringkan. Kemudian mengamati dibawah mikroskop.

E.  Data Pengamatan
Isolasi mikroorganisme dari substrak cair dengan metode pengenceran dan penghitungan CFU
Hari
Sebaran
Cawan petri
Volume sebaran
Keterangan
Jumlah koloni
1.
NA 10-6
A
0.1 mL
Koloni putih
171
NA 10-6
B
0.1 mL
Koloni putih
139
2.
NA 10-6
A
0.1 mL
Koloni putih
Koloni hijau berlendir
Koloni orange berlendir
196
5
3
NA 10-6
B
0.1 mL
Koloni putih berlendir
Koloni hijau berlendir
Koloni orange berlendir
161
6
2



Identifikasi bakteri dari morfologi dan pewarnaan gram
No
Gambar
Keterangan
Bentuk

Gram positif
Gram negative
1
 

Bentuknya basil. 
Warna: merah
Morfologi:
Koloni warna putih dan bulat.
2

 +
Bentuk cocus.
Warna: merah
Morfologi:
Koloni berwarna orange berlendir dan koloninya berbentuk bulat.
3

 +
Bentuk: cocus
Warna: merah
Morfologi:
Koloni warna hijau berlendir dan bulat.


F.   Pembahasan
Pengambilan tanah pada akar tanaman Putri malu (Mimosa pidica) pada percobaan ini dilakukan dengan cara random yang berada di depan pura Universitas Sebelas Maret sebanyak satu tanaman.
Mikroba tanah dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada medium buatan. Beberapa medium yang banyak digunakan adalah agar ekstrak tanah (soil extract agar), trypticase soy agar (TSA), dan nutrient agar (NA). (Rasti S, Edi husen dan simanungkalit, 2007:10). Pada peneltian ini, medium yang digunakan adalah nutrient agar (NA) karena media ini merupakan media yang tidak selektif sehinga bakteri anaerob juga bisa tumbuh pada media ini.
Isolasi pada percobaan ini dengan menggunakan isolasi pada agar cawan dengan metode tuang. Metode tuang diperlukan pengenceran. Pada percobaan ini menggunakan pengenceran 10-6. Jumlah mikroba yang tumbuh pada medium ini akan dihitung oleh colony forming units (CFU).
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspense akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspense tersebut.berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per gram tanah.
Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya pada penelitian ini menggunakan pengenceran dengan tingkat 10-6 dengan teknik Spread Plate dengan menggunakan batang L. Cara menghitung sel relative /  CFU’s per gram tanah
CFU’s / gram tanah = jumlah koloni X factor pengenceran
Berikut perhitungannya dari data pengamatan yaitu
Pada cawan petri (A)
1.      NA 10-6
Pengamatan pertama dilakukan setelah 2 hari pengenceran:
Koloni = 171
Fp        = 1/10-6
SP        = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah koloni X factor pengenceran
                        = 171 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
                        = 171 000 000 CFU’s / 1 gram tanah
                        = 17, 1 X 107 CFU’s / ml
2.    Pengamatan pertama dilakukan setelah 4 hari pengenceran:
Koloni = 204
Fp          = 1/10-6
SP          = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah koloni X factor pengenceran
= 204 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
                           = 204 000 000 CFU’s / 1 gram tanah
                           = 20, 4 X 107 CFU’s / gram tanah
Pada cawan petri B
1.    NA 10-6
Pengamatan pertama dilakukan setelah 2 hari pengenceran:
Koloni = 139
Fp          = 1/10-6
SP          = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah koloni X factor pengenceran
= 139 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
= 139 000 000 CFU’s / gram tanah
= 13,9 X 107 CFU’s / ml
2.    Pengamatan pertama dilakukan setelah 4 hari pengenceran
Koloni = 169
Fp          = 1/10-6
SP          = 1 gram tanah
CFU’s / ml = jumlah koloni X factor pengenceran
               = 169 x 106 CFU’s / 1 gram tanah
               = 169 000 000 CFU’s / 1 gram tanah
               = 16,9 X 107 CFU’s / gram tanah
Tabel perbandingan jumlah koloni pada cawan petri A dan B
Cawan Petri
Jumlah koloni bakteri
Pengamatan pertama
Pengamatan kedua
A
17, 1 X 107 CFU’s / gram tanah
20, 4 X 107 CFU’s / gram tanah
B
13,9 X 107 CFU’s / gram tanah
16,9 X 107 CFU’s / gram tanah
Pada tabel 1 terlihat bahwa pada cawan petri A terdapat perbedaan jumlah koloni pada pengamatan pertama dengan kedua menunjukan bahwa pengamatan kedua punya jumlah koloni lebih banyak dibandingkan pengamatan pertama. Perbedaan ini menunjukan bakteri mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan sehingga jumlah koloni bisa bertambah. Pada cawan petri B menunjukan hal yang sama dengan cawan petri A yaitu pada pengamatan pertama tumbuh jumlah koloni lebih banyak dibanding dengan pengamatan kedua.
Identifikasi bakteri dalam percobaan ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan bentuk morfologinya dan uji pewarnaan gram.
Pada percobaan ini diperoleh bakteri dengan koloni bentuknya bulat dan berwarna putih, dan ketika diuji dengan pewarnaan gram ternyata berwarna merah sehingga menunjukan bakteri tersebut termasuk bakteri gram dan bentuknya basil.
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil, aerob, tidak berspora, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman leguminose. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. (Tarigan, 1988).
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan jika dalam penelitian ini ditemukan bakteri yang berkoloni putih dan bulat, bentuknya basil, dan termasuk bakteri gam negative adalah Rhizobium sp.


Gambar 1. Bakteri Rhizobium sp hasil pewarnaan gram.
Pada bakteri yang morfologi koloninya berwarna orange berlendir dan bentuk koloninya bulat, ketika diidentifikasi dengan pewarnaan gram menunjukan warna merah sehingga bakteri gram negatif. Pada bakteri dengan koloni bakteri yang berwarna hijau berlendir dan koloninya bulat juga termasuk bakteri gram negatif karena dalam pewarnaan gram berwarna merah.
Koloni bakteri yang tumbuh pada media NA menampakkan warna yang beragam mulai dari kuning, putih, berlendir, bening dan coklat. Demikian pula bentuk koloninya beragam, mulai dari circulair dan irregular. Bakteri tersebut diidentifikasi sebagai bakteri penambat N non simbiotik (Hesti, 2006: 56).
Berdasarkan referensi di atas maka dapat ditarik kesimpulanbakteri yang berkoloni orange berlendir dan hijau berlendir termasuk bakteri penambat N non simbiotik
Gambar dari referensi
 
 

Gambar dari penelitian dari kiri ke kanan adalah cawan petri A dan B

G. Kesimpulan
Cara isolasi mikroorganisme pada tanah akar Putri Malu (Mimosa pudica) dengan menggunakan agar cawan dengan metode tuang. Metode tuang dengan pengenceran 106.
Jumlah mikroba yang tumbuh pada medium ini akan dihitung oleh colony forming units (CFU). Pada cawan A, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 17, 1 X 107 CFU’s/ gram tanah, dan pengamatan kedua sebanyak 20,4 X 107 CFU’s/ gram tanah. Pada cawan B, pengamatan pertama ditumbuhi koloni sebanyak 13,9 X 107 CFU’s/gram tanah, dan pengamatan kedua sebanyak 16,9 X 107 CFU’s/gram tanah. Bertambahnya jumlah koloni menunjukan bahwa bakteri mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Identifikasi bakteri yang terdapat pada tanah perakaran tanaman Putri Malu (Mimosa pudica) menggunakan bentuk morfologi koloni dan dengan menggunakan pewarnaan gram.
Hasil dalam penelitian ini ditemukan bakteri yang berkoloni putih dan bulat, bentuknya basil, dan termasuk bakteri gam negative adalah Rhizobium sp. Pada bakteri yang morfologi koloninya berwarna orange berlendir dan bentuk koloninya bulat, ketika diidentifikasi dengan pewarnaan gram menunjukan warna merah sehingga bakteri gram negatif. Pada bakteri dengan koloni bakteri yang berwarna hijau berlendir dan koloninya bulat juga termasuk bakteri gram negatif karena dalam pewarnaan gram berwarna merah. Kedua bakteri tersebut tersebut diidentifikasi sebagai bakteri penambat N non simbiotik.
 
Daftar Pustaka
Ambarwati dan Azizah Gama T . 2009. Isolasi Actinomycetes Dari Tanah Sawah Sebagai Penghasil Antibiotik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2.
Budiyanto, M.A.K. 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM Press.
Coyne, M., 1999. Soil Microbiology: An exploratory approach. USA :An International Thomson Publishing Company.
Karlen D.L., E.G. Hurley, andA.P.Mallarino. 2006. Crop rotation on soil quality at three northern corn/soybean belt location. J. Agron.
Nurhayati, Hesti. 2006. Isolasi Dan Seleksi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik Dari Lahan Kering Masam.Malang: UIN press (Sktripsi)
Nurjannah. 2001. Isolasi, Identifikasi, Dan Penentuan Jumlah Bakteri Asal Tambak Tanah Gambut. Buletin Teknik Pertanian Vol. 6. Nomor 2
Purwadisastra, R., A., 1973. Evaluasi Actinomycetes Penghasil Antibacterial-Antibiotics didalam Kompos. Diakses: Kamis, 29 November 2012 di http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-sl-1973-rutarianip-1044&node=1654&start=1
Rao, N., S. 2001. Soil Microbiology. USA :Fourth Edition of Soil Microorganisme and Plant Growth. Science Publishers, Inc. Enfield (NH).
Rasti Saraswati dan Sumarno . 2008. Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah Sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Jurnal iptek tanaman pangan vol. 3 no. 1
Rasti saraswati, edi husen dan simanungkalit. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
Rollins, D. M., & Joseph, S. W. 2000. Actinomycetes Summary. University of Maryland
Saraswati, R., T. Prihatini, dan R.D. Hastuti. 2004. Teknologi pupuk mikroba untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan keberlanjutan sistem produksi padi sawah.. Dalam: FahmuddinAdus et al. (Eds.) Tanah sawah dan teknologi pengelolaannya. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Tarigan, Jeneng.1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta:Dekdikbud
Waksman, S. A. 1967. The Actinomycetes. New York: The Ronald Press Company.
Yoshida, T. 1978. Microbial metabolism in rice soils. Philippines, Los Banos, In: Soil and Rice. IRRI.

2 komentar:

enviro blog mengatakan...

thanks gan, berguna banget ini blog.... :)
,|.|,
=>fairulfh.blogspot.com

Destria Rinaidi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.