Jumat, 07 Desember 2012

Keterampilan Proses Sains Dasar


Keterampilan Proses Sains Dasar

American Association for the Advancement of Science tahun 1970 menyatakan bahwa pengklasifikasian keterampilan proses sains dasar yaitu:
a.     Observasi (pengamatan)
Keterampilan observasi adalah keterampilan mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek atau kejadian melalui panca indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian.
Pengamatan dengan menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif. Pengamatan ini membuat kesadaran dan kepekaan terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang. Contoh: daun berwarna hijau.
Pengamatan yang dilakukan dengan membutuhkan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Pengamatan ini melatih siswa untuk mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek. Misalnya: massa satu daun adalah lima gram, tinggi batang kentang 15 cm.
b.    Klasifikasi (pengelompokan)
Keterampilan mengklasifikasi adalah keterampilan yang dikembangkan melalui latihan mengategorikan benda-benda berdasarkan pada sifatnya untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan-kegiatan. Keterampilan klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan klasifikasi ini adalah
1.      Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
Misalnya: memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan sifat-sifat benda tersebut.
2.      Menyusun klasifikasi dalam tingkatan tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek.
Misalnya: berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan.
c.    Pengukuran (measurement)
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Pengukur adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur observasi.
Pengukuran dapat diukur dengan standar konvensional atau standar non konvensional. Standar non konvensional apabila mengukur membutuhkan alat ukur baku dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Contoh: menghitung massa tanah menggunakan timbangan dengan satuan gram, menghitung volume air dengan liter, mengukur panjang dengan penggaris satuan cm, dm, km dll. Standar konvensional, apabila mengukur tidak menggunakan instrument. Contoh: menghitung panjang kelas dengan menggunakan jengkalan tangan.
d.   Komunikasi(Communication)
Komunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.
Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil (seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.
e.    Inferensi
Inferensi disebut juga keterampilan membuat kesimpulan sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari fakta yang di observasi.
Contoh, suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu benda tersebut. Siswa mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi.
f.     Prediksi
Prediksi adalah perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi berdasarkan dari kejadian yang terjadi sekarang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan.
Contoh: dalam kegiatan praktikum pengaruh jumlah serabut akar terhadap proses transportasi air adalah adanya penurunan air pada gelas yang berisi tanaman karena air tersebut diserap oleh tanaman.
g.    Penarikan kesimpulan
Kesimpulan adalah penjelasan atau tafsiran (interpretasi) yang dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika kita mampu membuat kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar kita, kita memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar kita. Para ilmuwan mengemukakan hipotesis tentang mengapa suatu peristiwa dapat terjadi,  didasarkan pada kesimpulannya tentang hasil penyelidikan.
Contoh: melakukakan praktikum pengaruh jumlah serabut akar terhadap transportasi air maka siswa akan dapat menarik kesimpulan bahwa akar bertugas menyerap air jadi semakin banyak jumlah serabut akar maka jumlah volume air yang diserap tanaman juga akan banyak pula ditandai adanya penurunan volume air dalam gelas tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2008. Diakses pada http://makalahkumakalahmu.net/2008/09/27/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/ pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2012
Rudy. 2011. Diakses pada http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/10/keterampilan-proses-sains.html pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2012
Anonim.2011. Diakses pada http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains/ pada hari jumat tanggal 12 Oktober 2012

Tidak ada komentar: